SOLOPOS.COM - Ilustrasi digigit nyamuk demam berdarah. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Dari 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri, hanya tiga kecamatan yang dinyatakan berstatus bebas kasus demam berdarah dengue atau DBD. Status tersebut karena minimal selama tiga tahun berturut-turut tidak pernah ada kasus DBD di tiga kecamatan tersebut.

Tiga kecamatan tersebut yakni Batuwarno, Paranggupito, dan Puhpelem. Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri menyebut tiga kecamatan itu bebas DBD karena rajin dan rutin melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk atau PNS.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Tiga kecamatan yang bebas DBD itu rutin menjalankan program PSN. Ini mengapa saya bilang PSN itu cara paling optimal untuk pencegahan penyakit DBD,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Satyawati, saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (7/3/2024).

Satyawati menjelaskan gerakan PSN ini antara lain meminimalkan genangan atau tampungan air di sekitar rumah. Terkadang orang tidak sadar di sekitar rumah mereka banyak genangan air misalnya yang terdapat di ban bekas, kaleng, tempat makan/minum hewan peliharaan, tong sampang, dan lainnya.

Genangan air itu kerap menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk Aedes aegyti penyebab demam berdarah. “Kebersihan lingkungan menjadi kunci pencegahan penyakit ini,” ungkapnya.

Dia menambahkan beberapa gejala DBD adalah demam tinggi selama dua-tujuh hari, muncul bintik-bintik merah di kulit, dan nyeri di ulu hati. Selain itu, bila sudah parah, penderita bisa mengalami gelisah, napas cepat, dan kaki dingin serta berkeringat.

Satyawati meminta warga untuk peka terhadap kondisi semacam itu. Dalam kondisi seperti sekarang ini, diharapkan warga segera memeriksakan ke fasilitas kesehatan apabila mengalami demam.

Jumlah Kasus Meningkat

Sebelumnya, berdasarkan data Dinkes Wonogiri, pada Januari-Februari 2024 sudah ada 43 orang yang terjangkit penyakit DBD dan tiga di antaranya meninggal dunia. Jumlah kasus ini sudah melebihi temuan kasus pada 2023 yang tercatat sebanyak 26 kasus tanpa ada kematian.

Namun, jika dibandingkan data kasus DBD pada 2022 yang sebanyak 109 kasus dan tiga di antaranya meninggal dunia, jumlah kasus pada 2024 masih cukup jauh. Menurut Satyawati, sebenarnya orang yang terkena virus dengue tidak selalu berstatus penderita demam berdarah dengue (DBD).

Dia menjelaskan orang yang demam selama lima hari karena virus dengue hanya dikategorikan demam dengue. Mereka yang demam karena virus yang sama selama tujuh hari atau lebih disertai manifestasi perdarahan, baru bisa disebut DBD.

Satyawati menyebutkan ada beberapa faktor penyebab orang mengalami DBD antara lain daya tahan tubuh terhadap virus lemah. Selain itu serotipe atau varian virus yang menjangkit orang tersebut tergolong berat.

Ada empat serotipe virus yang dikenal saat itu, meliput DEN-1, DEN-2. DEN-3. Dan DEN-4. Varian D-3 sangat berkaitan erat dengan kasus DBD berat sekaligus yang paling luas distribusinya.

“Vektor [hewan pembawa virus] penyakit ini kan nyamuk, maka cara paling efektif untuk mencegah penularan yaitu dengan PSN. Itu cara paling sederhana, mudah, murah, dan sudah terbukti paling efektif untuk pencegahan,” tegas Satyawati.

Dia melanjutkan, ada sembilan kecamatan di Wonogiri yang berstatus endemis DBD. Wilayah itu berstatus endemis karena selalu ditemukan kasus DBD selama tiga terakhir tahun berturut-turut.

Apel Gerakan PNS

Sebelas kecamatan lainnya berstatus sporadis DBD karena ditemukan kasus selama tiga tahun terakhir tetapi tidak setiap tahun. Di sisi lain, ada tiga kecamatan yang berstatus potensial DBD dan tiga kecamatan berstatus bebas DBD. Berikut data lengkapnya:

Data Kasus DBD dari Tahun ke Tahun

  • 2018: 24 kasus, 3 kematian
  • 2019: 59 kasus, 2 kematian
  • 2020: 24 kasus, 0 kematian
  • 2021: 39 kasus, 5 kematian
  • 2022: 109 kasus, 3 kematian
  • 2023: 26 kasus, 0 kematian
  • Januari-Februari 2024: 43 kasus, 3 kematian

Data Kecamatan Endemis DBD di Wonogiri:

  1. Wonogiri
  2. Selogiri
  3. Ngadirojo 
  4. Tirtomoyo 
  5. Wuryantoro 
  6. Pracimantoro
  7. Kismantoro
  8. Slogohimo

Data Kecamatan Sporadis DBD di Wonogiri:

  1. Nguntoronadi 
  2. Baturetno
  3. Karangtengah
  4. Giriwoyo
  5. Giritontro 
  6. Manyaran
  7. Eromoko
  8. Sidoharjo 
  9. Girimarto
  10. Buluketo

Kecamatan Potensial DBD di Wonogiri:

  1. Jatipurno 
  2. Jatiroto 
  3. Purwantoro

Kecamatan bebas DBD di Wonogiri

  1. Batuwarno 
  2. Paranggupito 
  3. Puhpelem 

Kepala Dinkes Wonogiri, Setyarini, menambahkan angka kasus DBD pada dua bulan pertama 2024 ini cukup tinggi. Apalagi sudah ada tiga kasus yang meninggal dunia. Pemkab Wonogiri bakal kembali menggerakkan PSN secara masif agar penularan penyakit DBD tidak semakin meluas.

”Jumat [8/3/2024], kami akan menggelar apel gebrak PSN di kelurahan Giriwono. Ini menandai gerakan PSN kami genjot lagi di seluruh wilayah Wonogiri,” kata Setyarini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya