SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Dok Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Kasus demam berdarah dengue atau DBD di Wonogiri meningkat pada dua bulan pertama 2024 ini. Jumlah warga yang terjangkit virus DBD di Wonogiri dalam dua bulan itu bahkan sudah melampaui angka kasus sepanjang 2023.

Data yang diperoleh Solopos.com dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, pada Januari-Februari 2024 tercatat ada 43 orang yang terjangkit DBD dan tiga di antaranya meninggal dunia.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Jumlah kasus ini sudah melebihi temuan kasus sepanjang 2023 yang tercatat sebanyak 26 kasus tanpa ada kematian. Namun, jumlah kasus itu masih lebih rendah dibandingkan kasus DBD pada 2022 yang menjangkiti 109 orang dan tiga di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri, Satyawati, mengatakan setiap musim hujan kasus DBD di Wonogiri hampir selalu meningkat.

Hal ini karena suhu dan cuacanya cocok bagi nyamuk untuk berkembang biak. Kondisi ini menyebabkan potensi penularan virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti meningkat tajam.

Menurut Satyawati, sebenarnya orang yang terkena virus dengue tidak selalu berstatus penderita demam berdarah dengue. Dia menjelaskan orang yang demam selama lima hari karena virus dengue, maka dia hanya demam dengue. Mereka yang demam karena virus yang sama selama tujuh hari atau lebih disertai manifestasi perdarahan, baru bisa disebut DBD.

Satyawati menyebutkan ada beberapa faktor penyebab orang mengalami DBD antara lain daya tahan tubuh terhadap virus lemah. Selain itu serotipe atau varian virus yang menjangkit orang tersebut tergolong berat.

Ada empat serotipe virus yang dikenal saat ini, meliputi DEN-1, DEN-2. DEN-3. Dan DEN-4. Varian D-3 sangat berkaitan erat dengan kasus DBD berat sekaligus yang paling luas distribusinya.

Pemberantasan Sarang Nyamuk

“Vektor [hewan pembawa virus] penyakit ini kan nyamuk, maka cara paling efektif untuk mencegah penularan yaitu dengan PSN [pemberantasan sarang nyamuk]. Itu cara paling sederhana, mudah, murah, dan sudah terbukti paling efektif untuk pencegahan,” kata Satyawati saat ditemui Solopos.com di Kantor Dinkes Wonogiri, Kamis (7/3/2024).

Dia melanjutkan ada sembilan kecamatan di Wonogiri yang berstatus endemis DBD antara lain Wonogiri, Selogiri, dan Ngadirojo. Wilayah itu berstatus endemis karena selalu ditemukan kasus DBD selama tiga tahun berturut-turut.

Sebelas kecamatan lainnya berstatus sporadis DBD karena ditemukan kasus dalam tiga tahun terakhir tetapi tidak setiap tahun. Di sisi lain, ada tiga kecamatan yang berstatus potensial DBD meliputi Jatipurno, Jatiroto, dan Purwantoro. Sedangkan kecamatan yang dinyatakan bebas DBD yaitu Batuwarno, Paranggupito, dan Puhpelem.

“Tiga kecamatan yang bebas DBD itu rutin menjalankan program PSN. Ini mengapa saya bilang PSN itu cara paling optimal untuk pencegahan penyakit DBD,” ujar dia.

Kepala Dinkes Wonogiri, Setyarini, menambahkan peningkatan jumlah kasus DBD pada dua bulan pertama 2024 ini cukup tinggi. Apalagi sudah ada tiga kasus meninggal dunia. Pemkab Wonogiri bakal kembali menggerakkan gerakan PSN secara masif agar penularan penyakit DBD tidak semakin meluas.

”Jumat [8/3/2024], kami akan menggelar apel gebrak PSN di kelurahan Giriwono. Ini menandai gerakan PSN kami genjot lagi di seluruh wilayah Wonogiri,” kata Setyarini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya