Soloraya
Selasa, 19 September 2023 - 07:58 WIB

Hii! Ular Piton 3 Meter Nyemplung ke Sumur Warga Boyolali, Damkar Turun Tangan

Nimatul Faizah  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Damkar Boyolali saat mengambil ular piton di Banyu Urip, Klego, Boyolali, Senin (18/9/2023). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALIUlar piton sepanjang tiga meter masuk ke sumur warga Dukuh Ngijo, Desa Banyu Urip, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali pada Senin (18/9/2023) sore.

Kasi Bimbingan dan Pengembangan Pemadam Kebakaran (Damkar) Boyolali, Mochamat Supriyatin, menyampaikan Damkar Boyolali mendapatkan laporan warga terkait adanya ular yang nyemplung ke sumur warga.

Advertisement

“Kronologinya itu ada ular piton dari kebun, terus masuk ke sumur. Padahal sumur itu untuk diambil air untuk keperluan sehari-hari. Akhirnya warga memanggil Damkar Boyolali,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa (19/9/2023).

Lebih lanjut, ia menjelaskan kru Damkar Boyolali masuk ke dalam sumur dilengkapi dengan pengaman lalu mengambil ular piton sepanjang kurang lebih tiga meter tersebut.

Advertisement

Lebih lanjut, ia menjelaskan kru Damkar Boyolali masuk ke dalam sumur dilengkapi dengan pengaman lalu mengambil ular piton sepanjang kurang lebih tiga meter tersebut.

Ular piton yang dievakuasi oleh kru Damkar Boyolali tersebut kemudian dibawa ke pos induk. Ular akan diserahkan kepada komunitas yang ingin mengambil. Jika tidak ada, akan dilepasliarkan ke hutan agar bisa berkembang biak.

“Jadi bisa mengurangi populasi tikus di hutan daerah Juwangi,” kata dia.

Advertisement

Sebelumnya diberitakan, Komunitas Oemah Ulo Kartasura Sukoharjo datang ke Dukuh/Desa Keposong, Tamansari, Boyolali, pada Senin (18/9/2023) siang. Mereka datang sambil membawa beberapa kotak berisi ular.

Mereka turut mengisi dalam acara peluncuran program Pandawa Patra yang digawangi oleh para penyandang disabilitas di Tamansari, Boyolali. Dalam acara tersebut, warga mulai dari anak-anak hingga dewasa terlihat antusias mendengarkan ilmu dari koordinator Komunitas Oemah Ulo, Samudra Budi.

Lelaki yang akrab disapa Sambud tersebut didampingi tiga kawannya memamerkan beberapa jenis ular. Mulai dari yang tidak berbisa dan berbisa. Dalam kesempatan tersebut, hampir semua kotak berisi ular dibuka kecuali yang berisi kobra Jawa.

Advertisement

“Hati-hati kalau bertemu kobra Jawa karena ini bisa menyemburkan bisanya dengan jarak sekitar dua meter,” kata dia kepada warga yang hadir.

Lebih lanjut, ia menjelaskan ular biasanya membenci dua hal, yaitu wangi-wangian yang menyengat semisal alkohol, pembersih lantai, dan sebagainya. Yang kedua, ular juga tidak menyukai berjalan di permukaan yang kasar seperti serabut kelapa atau keset berbahan serabut.

Sambud lalu mengatakan penanganan yang tepat ketika ada orang tergigit ular yang pertama adalah bersikap tenang.

Advertisement

“Kalau digigit ular, prinsipnya semua ular yang menggigit dianggap berbisa. Namun, kita harus tetap tenang,” kata dia.

Ketika orang bersikap tenang, maka detak jantung tidak akan memompa cepat. Ditakutkan ketika jantung berdetak dan memompa jantung lebih cepat dapat mempercepat bisa menyebar. Setelah itu, di bagian yang tergigit dilakukan imobilisasi atau mengurangi pergerakan sebisa mungkin.

Kemudian segera dibawa ke rumah sakit dan menjelaskan kepada tenaga kesehatan (nakes) terkait jenis ular yang menggigit. Ketika tidak tahu jenisnya, bisa menjelaskan warna ular tersebut.

Sambud mengatakan nakes akan melakukan observasi di daerah tergigit dan terjadi pembengkakan. Biasanya, saat nakes merasa pembengkakan meluas, maka akan diberi serum antibisa ular.

Lebih lanjut, ia juga meminta kepada masyarakat ketika mendapati ular jangan segera dibunuh. Namun, segera memanggil kepada pihak terkait, contohnya tim Damkar atau BPBD Boyolali.

Ditemui seusai acara, Sambud mengatakan komunitas Oemah Ulo sudah akrab dan bekerja sama dalam penanganan ular bersama Damkar atau BPBD Boyolali.

“Kami meramaikan kegiatan ini untuk mendekatkan ular dengan manusia. Hal tersebut agar pembantaian ular atau menganggap ular sebagai hewan berbahaya bisa berkurang,” kata dia.

Ia menjelaskan ular sangat membantu manusia dalam mengontrol populasi tikus. Ketika ular dibasmi, maka populasi tikus akan meningkat. Padahal, lanjut Sambud, tikus adalah hewan yang memakan segalanya, ketika tidak ada makanan bahkan menggerogoti barang-barang di rumah.

“Kita semua tahu bahwa kencing tikus saja bisa membunuh manusia. Belum lagi kalau mereka tidak dapat makan, tikus-tikus itu merusak semuanya,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif