Soloraya
Senin, 3 Juni 2024 - 09:34 WIB

Jelang Iduladha, Perajin Pisau Keprabon Klaten Kebanjiran Permintaan

Taufiq Sidik Prakoso  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perajin pisau di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo menyelesaikan pesanan pisau di bengkelnya, Jumat (31/5/2024).(Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN –Perajin di sentra pisau Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten kebanjiran order menjelang Iduladha. Bahkan permintaan pisau dari konsumen naik dua kali lipat.

Keprabon menjadi salah satu sentra pandai besi di Klaten. Rata-rata, para perajin di desa itu memproduksi pisau dapur.

Advertisement

Salah satu perajin, Jinanto, 50, menjelaskan momen seperti saat Iduladha saat ini pesanan meningkat hingga dua kali lipat. Namun, dia tak bisa memenuhi peningkatan permintaan itu lantaran keterbatasan tenaga kerja serta bahan baku.

Jinanto memproduksi pisau dapurdibantu anggota keluarganya. Sementara, bahan baku menggunakan besi janur bekas yang harganya terus meningkat. “Alhamdulillah sehari produksi 100-127 pisau. Kalau sehari-hari memang kemampuannya produksi sebanyak itu. Alhamdulillah yang penting setiap hari bisa produksi,” kata Jinanto saat ditemui di rumahnya, Jumat (31/5/2024).

Disinggung proses produksi, Jinanto menjelaskan produksi pisau masih dilakukan secara manual. Besi janur yang dibeli dipotong kemudian dibakar lalu dibentuk. Setelah itu, besi yang sudah terbentuk dipipihkan serta disepuh.

Advertisement

Bengkel produksi pisau milik Jinanto berada di depan rumah. Tempatnya sederhana menempati bangunan berukuran 3 meter x 3 meter. Pria yang sudah 10 tahun terakhir menggeluti usaha produksi pisau itu dibantu ibu dan istrinya. Proses produksi biasa dimulai sejak pukul 07.00 WIB hingga sekitar pukul 17.00 WIB. Terkadang, proses produksi baru rampung pukul 19.00 WIB.

Untuk pemasaran, hasil produksi biasa diambil para bakul. Jinanto tak tahu pasti kemana saja pisaunya dipasarkan. Soal harga, pria itu menjual pisau Rp4.000 per biji atau Rp65.000-Rp70.000 per kodi.

Jinanto tak sendiri dalam proses produksi. Ada puluhan perajin lainnya di kampung tempat dia tinggal yang berada di sisi timur Desa Keprabon. Ada yang menjadi penyedia bahan baku, ada pula yang membuat gagang pisau serta pemasaran.

Advertisement

Kasi Kesejahteraan Desa Keprabon, Haryono, menjelaskan di desanya ada sekitar 25 perajin pisau. Mereka menggeluti usaha secara turun temurun. “Kalau pemasaran biasanya disetorkan ke bakul. Ada yang sampai ke Sumaterai serta Sulawesi. Masing-masing bakul punya jadwal sendiri-sendiri,” jelas Haryono.

Sekretaris Desa Keprabon, Muh. Febria, menjelaskan beberapa kali pelatihan pernah digelar untuk meningkatkan kapasitas para perajin. Termasuk bantuan untuk proses produksi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif