SOLOPOS.COM - Pamflet berisi informasi Pemkab Wonogiri menggelar Batik Karnival Wonogiri, Minggu-Selasa (15-17/10/2023). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri kembali menyelenggarakan karnaval batik Wonogiren dan bazar kuliner di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Minggu-Selasa (15-17/10/2023). Kegiatan itu sebagai upaya promosi batik khas Wonogiri dan produk usaha mikro kecil (UMK) lainnya.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian (KUKM Perindag) Wonogiri, Nugroho Liestyono, mengatakan kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Batik Nasional sekaligus Sumpah Pemuda 2023.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Karnaval batik itu juga diselenggarakan sebagai media promosi batik Wonogiren. Selain itu akan ada pameran produk batik Wonogiri dan bazar kuliner klangenan Wonogiri.

Nugroho menyebut sementara ini sudah ada 98 orang dari berbagai instansi seperti sekolah, dinas, dan badan usaha milik daerah (BUMD) yang mendaftar sebagai peserta karnaval batik. Mereka akan mengenakan kostum batik khas Wonogiri yang didesain beraneka ragam bentuk.

Karnaval akan berangsung Minggu pukul 07.00 WIB dengan peserta berkostum batik berjalan dari Pendapa Rumah Dinas Bupati, melewati jalan sebelah barat Kantor BRI, menuju bundaran patung Sukarno Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, dan kembali ke Pendapa.

“Karnaval batik ini lebih besar dan meriah dibanding tahun-tahun sebelumya. Semua peserta akan mengenakan kostum batik yang unik. Nanti ada panggung kehormatan di sekitar bundaran patung Sukarno,” kata Nugroho kepada Solopos.com, Minggu (8/10/2023).

Dia menerangkan batik Wonogiren itu perlu dipromosikan lantaran memiliki potensi besar menjadi komoditas unggulan asli Wonogiri. Batik Wonogiren memiliki motif dan corak khas yang tidak dimiliki batik dari daerah lain, yaitu motif remukan atau pecah-pecah.

Perajin Batik Terus Bertambah

Dari tahun ke tahun, meski tidak signifikan, pelaku usaha batik Wonogiren terus bertambah. Tetapi sentra usaha batik Wonogiri tetap berada di Tirtomoyo. “Kalau pasarnya batik Wonogiren ini lebih banyak di luar kota. Jualnya pun banyak yang secara online,” katanya.

Nugroho juga menyampaikan selain karnaval, selama tiga hari itu akan ada pameran produk batik Wonogiren, kopi Wonogiri, dan berbagai macam kuliner klangenan Wonogiri. Kegiatan ini juga untuk merayakan Hari Kopi Dunia yang jatuh pada awal Oktober. 

Dia menyebut ada 50 stan yang akan diisi 76 pelaku UMK yang terdiri atas 15 stan kopi, 10 stan batik dan kerajinan tangan, 15 stan kuliner klangenan, dan 10 stan camilan dan minuman kontemporer. Pameran dan bazar dibuka selama tiga hari pada pukul 09.00 WIB-21.00 WIB.

Nugroho mengklaim kegiatan pameran dan bazar itu cukup efektif untuk menjadi media promosi sehingga meningkatkan penjualan para pelaku UMK. Biasanya selepas kegiatan pameran, para pelaku UMK mendapatkan order dari pengunjung yang datang. 

“Selepas kegiatan pameran atau karnaval biasanya ada peningkatan penjualan terutama kuliner ya. Batik juga begitu tetapi tidak sesignifikan kuliner. Perputaran uang dalam bazar pun mencapai puluhan sampai ratusan juta rupiah,” ujar Nugroho.

Salah satu pelaku usaha mikro kecil kuliner klangenan, Sri Daryatmi, mengaku sangat terbantu dengan mengikuti acara pameran dan bazar kuliner. Sebab acara semacam itu meningkatkan omzet hingga berkali-kali lipat dibanding hari biasa. 

“Kalau di bazar, contoh kemarin waktu acara HUT Wonogiri, saya bisa dapat omzet lebih dari Rp5 juta/hari. Padahal kalau hari biasa saya jualan di pasar omzetnya paling Rp200.000/hari karena pasar sekarang sepi pengunjung,” kata Sri yang menjual aneka makanan tradisional Wonogiri itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya