SOLOPOS.COM - Salah seorang pengunjung berziarah di makam keluarga Raden Ngabehi Poncoprabowo di Desa Sendang, Wonogiri, Jumat (6/10/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Di Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, ada kompleks makam keluarga kuno berusia 228 tahun. Makam itu terletak di objek wisata Watu Cenik di atas Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri.

Kepala Desa Sendang, Sukamto, mengatakan kompleks makam itu merupakan makam keluarga Raden Ngabehi Poncoprabowo alias Kyai Solo Sumarto IX, seorang tokoh bangsawan dari Kadipaten Mangkunegaran.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam kompleks itu ada beberapa makam yang terletak di luar dan di dalam bangunan. Ada tiga bangunan rumah makam yang menghadap ke timur atau ke arah WGM. Makam Kyai Solo Sumarto berada di dalam rumah makam yang berada di tengah.

Sukamto menceritakan asal-usul makam kuno di Watu Cenik, Desa Sendang, Wonogiri itu berdasarkan cerita yang dia dapat secara turun temurun. Menurutnya, Kyai Solo Sumarto adalah salah satu tokoh yang mengalami masa-masa awal Mangkunegaran.

Kyai Solo Sumarto hidup di masa perjanjian Salatiga yang menandai lahirnya Kadipaten Mangkunegaran sebagai pecahan wilayah Kasunanan Surakarta Hadiningrat ditandatangani pada 1757. 

Meski tidak memiliki jabatan tinggi di Kadipaten Mangkunegaran, Raden Ngabehi Poncoprabowo cukup diperhitungkan. Sukamto tidak menjelaskan secara detail apa jabatan yang diampu tokoh tersebut.

Namun yang jelas, pada masa-masa awal Mangkunegaran itu Poncoprabowo memiliki masalah dengan keluarga istana. “Dia melakukan semacam nepotisme. Akibatnya Raden Poncoprabowo beserta keluarga itu diusir dari istana,” kata Sukamto kepada Solopos.com, Jumat (6/10/2023).

Pengusiran itu sekaligus menjadi alasan keluarga Poncoprabowo melarikan diri. Mereka pergi ke Desa Sendang yang berada di perbukitan. Kendati demikian, sambung Sukamto, keberadaan makam kuno di objek wisata Watu Cenik itu tidak ada sangkut-paut dengan sejarah berdirinya Desa Sendang, Wonogiri. 

Sukamto mengaku tidak mengetahui betul bagaimana kehidupan keluarga itu di wilayah Sendang pada zaman dulu. Tetapi dia memastikan makam itu sudah ada di tempat tersebut dan selalu dalam kondisi terawat. “Cucu cicit dari keluarga itu masih kerap berziarah di makam itu,” ujar Sukamto.

Pantauan Solopos.com, di makam tersebut terdapat prasasti dari marmer yang menjelaskan bahwa orang yang dimakamkan merupakan makam keluarga Raden Ngabehi Poncoprabowo yang wafat pada 1795 atau 228 tahun lalu.

Di dalam kompleks makam terdapat pohon kamboja dan beringin. Meski berusia tua, makam yang berada di objek wisata Watu Cenik itu tampak bersih dan terawat. Keberadaan makam di objek wisata itu pun sekaligus menjadi destinasi wisata religi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya