SOLOPOS.COM - Direktur RSUD Ir Soekarno Sukoharjo Yunia Wahdiyati. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Tingkat kepedulian dan kesadaran warga Sukoharjo untuk mendeteksi dini kesehatan jiwa dianggap meningkat. Hal ini salah satunya dibuktikan dengan tingginya tingkat kunjungan di poli klinik jiwa RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo yang mencapai 150 pasien per hari.

Direktur RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, menyebut ratusan pasien tersebut didominasi dari kalangan anak berusia 5-14 tahun yang rata-rata menjalani rawat jalan. Sementara pasien rawat inap yang dilayani di RSUD Sukoharjo biasanya berkisar 6-8 pasien per bulan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Pasien yang berkunjung ke poli jiwa tidak semuanya kasus gangguan kesehatan jiwa dalam arti gila. Ada yg melakukan deteksi dini, konsultasi, termasuk layanan komprehensif dalam rangka tumbuh kembang anak dan lain-lain,” ungkap Yunia kepada Solopo.com, Jumat (17/11/2023).

Selain itu kunjungan ke poli jiwa juga dilakukan untuk kebutuhan persyaratan mencari kerja, mengikuti kegiatan tertentu, dan lainnya.

Pelayanan kesehatan jiwa di RSUD Sukoharjo  meliputi psikiatri pada anak dan remaja. Termasuk pelayanan psikiatri geriatri bagi pasien lanjut usia (lansia) yang biasanya mengalami gejala dimensia (pikun).

Saat itu RSUD Sukoharjo juga telah dilengkapi bangsal rawat inap jiwa dengan enam kamar inap dan tiga dokter jiwa. Demi kenyamanan pasien, pintu dan jendela bangsal juga dilengkapi dengan teralis termasuk sarana olahraga seperti tenis meja dan karambol.

“Ada juga bangsal akut. Tapi kalau kondisinya sudah stabil, bisa rawat jalan. Kalau sudah bisa komunikasi akan kami keluarkan dari bangsal akut. Supaya bisa bersosialisasi,” bebernya.

Sebagai informasi, jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Sukoharjo hingga September 2023 mencapai 2.232 orang. Satu di antara ribuan ODGJ itu masih mengalami pemasungan.

Jumlah itu berdasarkan data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukoharjo. Jenis dan penanganan ODGJ di Sukoharjo dinilai cukup beragam.

“Masih ada 2.232 ODGJ, 1 pasien di antaranya ada yang dipasung, dari Kecamatan Bulu. Dipasung karena terkadang ditinggal keluarganya bekerja,” jelas Kepala Dinkes Kabupaten Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, belum lama ini.

Menurut Tuti, ODGJ yang dipasung saat ini masih berobat rutin di Puskesmas setempat. Obat-obatan yang dikonsumsi pasien juga diberikan secara gratis karena telah masuk dalam program pemerintah.

Lebih lanjut menyusul banyaknya kasus ODGJ, saat ini di Puskesmas juga telah menyiapkan petugas kesehatan jiwa. Keberadaan petugas ini membantu masyarakat untuk melakukan deteksi dan tata laksana kesehatan jiwa. Menurutnya Dinas Kesehatan juga masih rutin melakukan deteksi, mencari, menemukan, dan segera mengobati pasien ODGJ.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya