Soloraya
Jumat, 15 Desember 2023 - 10:05 WIB

Ketum Tani Merdeka Minta Bayan Jirapan Sragen Mundur dari Perangkat Desa

Tri Rahayu  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bayan Jirapan, Masaran, Sragen, Setyo Widodo (berdiri), berpidato sebagai Ketua Tani Merdeka Sragen dalam Rakor Kordes Tani Merdeka di RM Rosojoyo 2, Nglorog, Sragen, Kamis (14/12/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Ketua Umum (Ketum) Tani Merdeka, Don Muzakir, meminta Setyo Widodo selaku bayan atau perangkat Desa Jirapan, Kecamatan Masaran, Sragen, untuk mundur dari jabatannya sebagai perangkat desa.

Namun, Setyo Widodo bersikeras tidak mundur karena merasa masih ada diskriminasi politik terhadap profesi perangkat desa yang tidak bisa berkegiatan politik.

Advertisement

Saran Don Muzakir itu kepada Setyo Widodo disampaikan saat ditemui wartawan seusai Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Kordes Tani Merdeka di Rumah Makan Rosojoyo 2, Nglorog, Sragen, Kamis (14/12/2023) sore.

Rapat itu untuk pemenangan calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) yang dihadiri seratusan orang pengurus Koordinator Desa (Kordes) Tani Merdeka. Setyo Widodo merupakan Ketua Tani Merdeka Kabupaten Sragen.

Advertisement

Rapat itu untuk pemenangan calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) yang dihadiri seratusan orang pengurus Koordinator Desa (Kordes) Tani Merdeka. Setyo Widodo merupakan Ketua Tani Merdeka Kabupaten Sragen.

“Ya, Mas Setyo ini kan sudah mundur. Secara politik kan enggak bisa, Cuma sudah saya bilang ini. Ya, biasalah dalam politik. Tapi Tani Merdeka ini sebenarnya ormas [organisasi kemasyarakatan], bukan relawan. Ini organisasi petani. Ke depan banyak pihak-pihak yang akan bergabung. Dia [Setyo] sudah saya bilang untuk mundur saja. Ya, kan [biar] fokus di pemenangan. Ya, biasalah karena menggebu-gebu ini kan,” ujar Don saat ditemui wartawan, Kamis sore.

Don merespons adanya aturan-aturan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) harus dihormati. Dia berharap pengurus dari aparatur sipil negara (ASN) atau perangkat desa sebaiknya mundur dari jabatan ketika bergabung dengan Tani Merdeka.

Advertisement

Don sekarang menangani dua organisasi, yakni Tani Merdeka dan juga Ketua Umum Pedagang Pejuang Indonesia Raya (Papera) yang juga sayap Partai Gerindra. Dia ingin ke depan, petani dan pedagang sinkron.

Dia menerangkan Papera merupakan sayap partai sedangkan Tani Merdeka adalah ormas sehingga keduanya berbeda. Dia optimistis dengan antusias para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang luar biasa maka bisa berjuang untuk Prabowo-Gibran.

“Program kami disampaikan setengah bulan lalu direspons Kementerian Pertanian dan Pak Jokowi {Joko Widodo]. Saat di Pekalongam pemerintah akan memperbesar subsidi pupuk ke petani. Petani mengambil pupuk cukup dengan kartu tanda penduduk (KTP). Kami membidik 70% petani di Sragen bisa bergaung dengan Tani Merdeka,” ujarnya.

Advertisement

Dia menerangkan ada 4.000 posko Tani Merdeka yang berdiri di 20 kabupaten, termasuk di Sragen sudah 80% desa terbentuk Kordes Tani Merdeka. Dia menerangkan posko ini akan menjadi pusat pemenangan Prabowo-Gibran di desa-desa. Rumah-rumah petani, kata dia, siap menjadi posko pemenangan. “Setelah Pak Prabowo-Gibran menang nanti, posko ini jadi pusat informasi para petani,” ingin dia.

Sementara itu, Ketua Tani Merdeka Sragen, Setyo Widodo, yang juga Bayan Desa Jirapan menyampaikan komitmen dan konsistensi Prabowo terhadap pembelaan rakyat membuatnya dan anggotanya bersemangat. Dia berpendapat 90% masyarakat hidup di pedesaan yang identik dengan petani. Target yang disampaikan Ketua Umum Tani Merdeka, ujar dia, akan diimplementasikan di Sragen.

“Kalau sudah ada 128 kordes di Sragen itu sudah berapa petani. Jadi 128 kordes itu menyebar di 18 kecamatan. Ini efek dari deklarasi Tani Merdeka di Sepat, Masaran, lalu. Ide-ide Pak Prabowo ini akan diaktualisasi, maka kami harus mengampanyekan sampai ke bawah,” jelasnya.

Advertisement

Saran untuk mundur dari perdes, Setyo menyampaikan saat deklarasi di Masaran itu sudah ada pesan yang disampaikan. Dia merasa sampai dengan saat ini masih ada diskriminasi politik terhadap profesi perangkat desa.

“Katakanlah mungkin Bupati, Wali Kota ini, bisa menjadi pengurus partai, bahkan bisa menjadi ketua partai. Sedangkan perangkat desa, aparatur desa, untuk nyaleg saja harus mengundurkan diri. Jadi diskriminasi itu sebenarnya. Pesan ini yang ingin saya sampaikan,” ujarnya.

Selama diskriminasi itu tidak dihilangkan, Setyo memilih tetap bertahan sebagai perangkat desa. “Saya menjadi Ketua Tani Merdeka Sragen ini kan organisasi sosial. Sikap dari organisasi sosial karena memang berpihak kepada Pembina utama kami, yakni Prabowo Subianto. “Dan teman-teman sepakat, semua sepakat, tidak ada paksaan, tidak ada unsur apa pun,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif