Soloraya
Minggu, 14 Januari 2024 - 18:51 WIB

Kontes di Pasar Hewan Jelok Boyolali, Sapi-sapi Berbobot 1 Ton Sedot Perhatian

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu sapi jumbo yang mengikuti kontes APPSI Jateng di Pasar Hewan Jelok, Cepogo, Boyolali, Minggu (14/1/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Ratusan ekor sapi mengikuti kontes yang digelar Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) Jawa Tengah (Jateng) di Pasar Hewan Jelok, Cepogo, Boyolali, Sabtu-Minggu (13-14/1/2024).

Ribuan orang berbondong-bondong datang untuk menonton. Mereka berjubel menyaksikan sapi-sapi raksasa yang ditimbang panitia lomba. Ada yang berbobot satu ton atau 1.000 kilogram (kg) lebih, ada yang masih 900-an kg.

Advertisement

Penonton ikut bersorak-sorai ketika angka timbangan sapi menunjukkan angka 1.000 kilogram lebih. Setelah ditimbang, panitia memeriksa apakah gigi sapi sudah poel sesuai klasifikasi lomba.

Salah satu peserta lomba dari Sumber Ternak Farm Jatiasih, Bekasi, Rizky, 32, mengungkapkan ia datang bersama timnya membawa lima ekor sapi berbagai jenis. Ada jenis Simental, PO atau Peranakan Ongole, dan campuran Brahman. Sapi-sapi tersebut diikutsertakan lomba kelas PO murni, PO campur Brahman, poel tiga, dan kelas ekstrem.

Advertisement

Salah satu peserta lomba dari Sumber Ternak Farm Jatiasih, Bekasi, Rizky, 32, mengungkapkan ia datang bersama timnya membawa lima ekor sapi berbagai jenis. Ada jenis Simental, PO atau Peranakan Ongole, dan campuran Brahman. Sapi-sapi tersebut diikutsertakan lomba kelas PO murni, PO campur Brahman, poel tiga, dan kelas ekstrem.

“Pemiliknya, Pak Haji Bambang, sedari kecil memang sudah suka sapi. Sampai akhirnya koleksi dan di kandang ada 1.000 ekor,” jelas dia saat berbincang dengan Solopos.com di lokasi lomba, Minggu (14/1/2024).

Rizky mengatakan dari 1.000 ekor sapi tersebut, ada beberapa ekor yang menjadi kesayangan Haji Bambang karena bobotnya yang tidak biasa. Sapi-sapi itu diikutkan kontes APPSI Jateng untuk memeriahkan acara. Ia mengatakan kelima sapi yang dibawa memiliki bobot lebih dari 1.000 kilogram.

Advertisement

Sapi-sapi jumbo dari Sumber Ternak Farm, jelasnya, mendapatkan perawatan eksklusif baik porsi makan maupun gizi yang berbeda dibanding sapi biasa.

Mendongkrak Harga Sapi

Sementara itu, Ketua Panitia Kontes Sapi APPSI Jateng, Rizqi Amin, menyampaikan ada 230-an ekor sapi yang mengikuti lomba di Boyolali. Jumlah tersebut melampaui target panitia yang ditetapkan sebanyak 200 ekor sapi.

Peserta tak hanya dari Jawa Tengah tapi juga Sumatra, Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, dan daerah lain. Ia menjelaskan lomba APPSI sudah berjalan enam kali dan terakhir di Boyolali.

Advertisement

“Tujuan APPSI menyelenggarakan kontes sapi ini yaitu memberi semangat peternak sapi agar bisa mengangkat harga sapi. Jika sebelum kontes APPSI sapi bobot 1 ton dihargai Rp50 juta-Rp60 juta, pas kontes APPSI yang lalu bisa dibeli Rp400 juta untuk jenis sapi Simental,” kata dia.

Ia menjelaskan selain untuk memberi semangat peternak, sapi-sapi yang mengikuti kontes hingga menang bisa naik harganya. Lebih lanjut, Rizqi menceritakan sapi terberat yang pernah ikut APPSI yaitu 1,5 ton. Namun, juara terakhir kontes sapi di Tulungagung, Jawa Timur, yakni sapi berbobot 1,326 ton bernama Rosi.

“Ini sapinya ikut lagi, nanti dilihat apakah ada perubahan bobot naik atau turun. Di sini selain untuk kontes sapi, juga bisa untuk lelang sapi. Sekarang penggemar sapi kontes sudah cukup banyak,” kata dia.

Advertisement

Rizqi Amin juga menjelaskan total hadiah dalam lomba tersebut lebih dari Rp150 juta. Ada 10 kelas yang dilombakan, akan tetapi ada yang spesial untuk lomba APPSI di Boyolali yaitu untuk kelas sapi perah FH atau Friesian Holstein.

Hal tersebut lantaran Boyolali adalah Kota Susu, sehingga diadakan kelas lomba perah sapi dengan pemenang pemerah susu sapi terbanyak.

Selanjutnya, ada kelas baby atau pedet jantan dengan usia di bawah satu tahun dan di bawah 500 kilogram. Lalu ada kelas pedet jantan atau bakalan sapi PO belum poel. Ada kelas nonpoel dengan umur di bawah dua tahun.

Kemudian, ada kelas poel satu, poel dua, poel tiga, dan tiga kelas ekstrem yaitu PO, Brahman campuran, dan bebas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif