SOLOPOS.COM - Stan Rhizo Crafts yang digawangi tiga pemuda asal Desa Temon, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali yang mengolah limbah empon-empon menjadi furniture di halaman kantor Setda Boyolali, Selasa (28/5/2024).(Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Tim dari Desa Temon, Kecamatan Simo, berhasil menjadi juara I Krenova Boyolali 2024 kategori masyarakat umum dengan “menyulap” empon-empon menjadi produk furnitur. Pengumuman kejuaraan digelar di halaman kantor Setda Boyolali, Selasa (29/5/2024).

Tim dari Desa Temon tersebut terdiri dari tiga pemuda yaitu Nawang Purbo Aji, Adib Widi Nugroho, dan Agus Budi Nugroho. Inovasi olahan limbah empon-empon tersebut mereka namakan Rhizo Crafts.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satu anggota tim, Adib, menyampaikan rasa syukurnya atas kemenangan yang diraih oleh kelompoknya.

Ia menjelaskan timnya membuat inovasi dari limbah batang empon-empon yang tidak terpakai. Biasanya, bagian daun dan batang empon-empon tidak dimanfaatkan dan hanya dibakar setelah rimpangnya diambil.

“Biasanya kan kalau empon-empon yang diambil rimpangnya, dari batangnya kan belum. Akhirnya kami berinovasi memanfaatkan limbah batang empon-empon menjadi kerajinan,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Produk-produk furnitur yang dihasilkan seperti hiasan lampu, kursi, meja, tempat baju kotor, lambaran atau bawahan makanan, dan sebagainya. Dalam pembuatan furnitur berbahan dasar limbah empon-empon, bahan dipadu-padankan dengan kayu, rotan, atau bambu.

Selanjutnya, Adib menjelaskan proses pembuatan berasal dari limbah batang empon-empon lalu dikeringkan sekitar satu pekan.

Selanjutnya, batang yang telah kering dipilin dua lipatan. Setelah proses pemilinan, limbah batang empon-empon dianyam bersama kerangka rotan, bambu, atau kayu.

“Harganya yang termurah ada lambaran makanan panas itu Rp5.000, yang termahal ada kursi dan meja bisa mencapai Rp650.000-an. Ini bisa custom juga,” kata dia.

Ia menjelaskan usaha pemanfaatan limbah empon-empon telah ada sejak dua tahun lalu oleh salah satu warga. Kemudian, pemuda setempat turun tangan untuk ikut memperkenalkan dan mengembangkan produksi tersebut, salah satunya Krenova.

Saat ini produk-produk olahan limbah empon-empon dari Temon telah merambah pasar di Semarang, Salatiga, dan wilayah Soloraya.

Adib menjelaskan saat ini pihaknya sedang mencoba menjajaki pasar ekspor dengan menjalin kerja sama dengan perajin rotan asal Trangsan, Baki, Sukoharjo.

“Semoga ke depan bisa benar-benar ekspor dan menjadi komoditi andalan Desa Temon,” jelas dia.

Sementara itu, berdasarkan siaran pers yang diterima Solopos.com, Rabu (29/5/2024), kegiatan lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Boyolali pada 2024 digelar untuk meningkatkan kreativitas dan menciptakan inovasi.

Kegiatan digelar oleh Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Boyolali, Selasa.

Setelah melewati berbagai seleksi, pameran dan penganugerahan Lomba Krenova digelar di Halaman Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Boyolali.

Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Bupati Boyolali M. Said Hidayat, Wakil Bupati (Wabup) Boyolali Wahyu Irawan, Ketua TP PKK Boyolali Desy M. Said Hidayat, dan jajaran kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.

Bupati Said berharap dengan adanya lomba Krenova dapat memunculkan kreativitas bagi pelajar dan masyarakat.

Ia juga berharap inovasi yang ditelurkan di Krenova dapat dikembangkan dan diterapkan di bidang usaha lalu dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Semoga apa yang dilakukan ini dapat memberikan dorongan peningkatan kreativitas dan mampu memberikan energi positif bagi kita semua untuk membangun Kabupaten Boyolali,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya