SOLOPOS.COM - Puluhan warga Boyolali mendatangi Asrama Kompi Senapan B Yonif 408 Boyolali untuk memberikan dukungan kepada TNI, Selasa (9/1/2024). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Dukungan moral dari warga kepada anggota TNI di Boyolali seusai kasus penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud gara-gara knalpot brong pada Sabtu (30/12/2023) lalu masih terus berdatangan.

Sekitar 20 warga Boyolali mendatangi Asrama Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrasta di Jl Perintis Kemerdekaan, Boyolali, pada Senin (9/1/2024) sore.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka datang untuk menunjukkan dukungan kepada prajurit TNI, bukan untuk tindak penganiayaannya melainkan untuk keberanian menghentikan aksi konvoi kendaraan berknalpot brong yang mengganggu masyarakat.

Koordinator aksi, Anang Sugiantoko, menyampaikan massa ingin bertemu dengan komandan Kompi 408 dan menyatakan dukungan serta mengapresiasi penuh untuk TNI agar tetap solid dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Anang juga mendukung TNI memberantas hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta mengganggu kenyamanan serta ketertiban masyarakat umum.

“Kami mendukung penuh tindakan TNI dalam menanggulangi kerawanan-kerawanan sosial,” ungkap Anang kepada wartawan di depan Asrama Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrasta Boyolali.

Anang mengatakan bersama perwakilan masyarakat lain juga sempat menggelar aksi dukungan untuk Polres Boyolali pada Senin (8/1/2024) sore. Tak hanya memberikan dukungan, Anang mengatakan warga juga meminta Polres Boyolali mengakomodasi permintaan untuk memproses hukum pihak-pihak yang diduga memprovokasi insiden di depan Asrama Yonif 408 Boyolali.

Lebih lanjut, ia menambahkan aksi tersebut sebagai wujud kemauan masyarakat agar anggota TNI yang menjadi tersangka tindak penganiayaan bisa dibebaskan. “Kami mohon [anggota TNI yang menjadi tersangka] untuk dibebaskan, karena apa yang dilakukan TNI waktu itu adalah sebuah wujud keinginan masyarakat pada umumnya,” kata dia.

Disambut Danyonif

Ia menjelaskan pada saat konvoi kendaraan berknalpot brong, warga merasa terganggu dengan kebisingan yang ditimbulkan. Akan tetapi, masyarakat yang terganggu tidak berani menegur atau menyampaikan ketidaknyamanan itu ke peserta konvoi.

Menurut Anang, masyarakat tidak berani protes karena peserta konvoi jumlahnya banyak dan dalam kondisi mabuk minuman keras. Ia meminta orang yang menyuplai miras ke rombongan konvoi seusai kampanye capres nomor urut 3 itu juga diusut.

“Mereka [peserta konvoi] timbul keberanian itu karena mabuk, ada yang menyuplai, aktor intelektual di belakangnya ada. Jadi, yang penyandang dananya juga ada. Saya minta itu juga diusut pihak kepolisian,” kata dia.

Massa yang mendatangi Asrama Yonif 408 Boyolali hari itu disambut langsung oleh Danyonif 408/Suhbrastha, Letkol Inf Slamet Hardiyanto. Mereka kemudian mengalungkan bunga kepada Letkol Inf Slamet.

Slamet berterima kasih atas dukungan dari masyarakat Boyolali. “Banyak pula rangkaian bunga di depan, ada sekitar 80 lebih karangan bunga diberikan untuk satuan kami. Itu berarti wujud cinta masyarakat Boyolali kepada satuan kami,” kata dia.

Lebih lanjut, Danyonif mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan Pemilu damai di Soloraya.

Sementara itu, ini bukan kali pertama dukungan diberikan kepada anggota TNI di Asrama Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrastha, Boyolali, pascapenganiayaan relawan Ganjar-Mahfud.

Belasan warga Boyolali mendatangi asrama TNI itu pada Jumat (5/12/2023) siang. Mereka menyerahkan tumpeng kepada anggota TNI sebagai bentuk dukungan untuk kampanye tanpa knalpot brong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya