SOLOPOS.COM - Petani tembakau di Kecamatan Manisrenggo, Klaten, menjemur hasil rajangan daun tembakau, Sabtu (30/9/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Luas tanam tembakau di wilayah Kecamatan Manisrenggo, Klaten, menyusut drastis selama lima tahun terakhir. Penurunan luas tanam kebun tembakau itu mencapai hampir 70 persen.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Manisrenggo, lima tahun lalu luas tanam tembakau saat kemarau seperti kali ini bisa mencapai 350 hektare (ha). Sementara luas tanam tembakau tahun ini hanya sekitar 120 ha.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Koordinator BPP Kecamatan Manisrenggo, Sabiti, mengatakan luas tanam tembakau menurun setiap tahunnya. “Dari tahun ke tahun secara umum luasannya secara umum terus menurun. Karena harga jual hasil panen petani di bawah ekspektasi mereka. Petani selalu merugi dan tidak memiliki nilai tawar,” ungkap Sabiti saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (2/10/2023).

Sabiti membenarkan kondisi selalu merugi membuat petani bangkrut. Ada yang harus menjual sawah untuk menutup kerugian. Faktor cuaca turut andil mempengaruhi hasil panen di lahan tembakau wilayah Manisrenggo, Klaten.

Kondisi cuaca saat kemarau tahun ini sebenarnya berpeluang bagus untuk tanaman tembakau. Hanya, beberapa tahun sebelumnya kondisi kemarau masih sering turun hujan atau dikenal dengan kemarau basah hingga berdampak pada penurunan kualitas tembakau.

Sabiti menjelaskan tembakau di wilayah Kecamatan Manisrenggo dan Prambanan pernah mengalami masa kejayaan pada era sekitar 2011 hingga sebelum 2014. Hal itu bisa terlihat dari luasan tanam saat itu mencapai 575 ha pada 2014. Setelah itu, luas tanam terus menurun dari tahun ke tahun.

Sabiti menjelaskan jenis tembakau yang ditanam petani di lahan wilayah Kecamatan Manisrenggo, Klaten, yakni tembakau rajangan dengan varietas bligon. Pasar jenis tembakau itu yakni ke pabrik rokok.

“Secara turun temurun petani di wilayah Manisrenggo-Prambanan menanam tembakau rajangan. Kami coba mengarahkan ke tembakau asepan. Tetapi petani belum tertarik. Ada juga yang mengomentari kondisi tanahnya berbeda [tidak cocok untuk ditanami tembakau asepan],” jelas Sabiti.

Perusahaan Rokok Tak Mau Beli

Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Lilik Nugraharja, mengatakan total luas tanam tembakau tahun ini di seluruh Kabupaten Klaten sekitar 1.082,84 ha.

Petani yang menanam tembakau di Klaten tersebar di 22 kecamatan. “Untuk jenis tembakau yang ditanam di Klaten ada tembakau kenanga atau rajangan dan tembakau grompol atau asepan,” jelas Lilik.

Seperti diberitakan sebelumnya, petani di Kecamatan Manisrenggo dan Prambanan berkeluh kesah atas kondisi pertembakauan beberapa tahun terakhir. Perwakilan petani tembakau asal Desa Tijayan, Manisrenggo, Suradi, 46, mengatakan kondisi riil petani tembakau maupun perajang saat ini benar-benar terpuruk.

Dilihat dari sejarah, tembakau terutama petani di wilayah Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, serta Kemalang menjadi komoditas pertanian andalan ketika musim kemarau tiba. Namun, beberapa tahun terakhir luas tanam tembakau menurun drastis.

Dia mencontohkan luas tanam tembakau di Tijayan, dulu bisa mencapai 80 ha namun saat ini tinggal kisaran 10 ha. “Petani itu mau menanam tembakau saat ini takut. Takutnya kenapa? Karena tidak ada jaminan pasar,” kata Suradi saat ditemui seusai pertemuan petani tembakau, Sabtu (30/9/2023).

Belakangan petani tembakau di Manisrenggo dan Prambanan kian dibuat resah ketika mendapatkan kabar perusahaan tidak beli tembakau mereka. Padahal, kualitas tembakau hasil tanam petani di kecamatan tersebut tahun ini bagus.

“Kami sangat paham tentang tembakau. Kami tes hasil rajangan saat ini luar biasa. Orang tembakau mengatakan ada gondo, rupo, dan cekel itu masuk semua. Tetapi pabrik tidak mau beli. Kemarin dari teman-teman pengepul menginformasikan pabrik tidak beli,” kata Suradi.

Suradi dan petani lainnya tak tahu alasan pabrik tak menyerap tembakau panen petani di wilayah Manisrenggo dan Prambanan tahun ini. Lantaran hal itu, petani tembakau rajangan sangat berharap pemerintah mengambil langkah untuk membantu mereka dan mengembalikan fitrah pertanian tembakau di wilayah Manisrenggo dan Prambanan.

“Harapannya, kami minta dengan sangat pemerintah bisa melobikan dengan pabrikan. Permintaan dari pabrikan seperti apa sehingga kami bisa menyajikan apa yang diminta pabrikan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya