SOLOPOS.COM - Pangkal pohon sonokeling bekas ditebang secara ilegal di Alas Tunggangan, Desa Genengharjo, Tirtomoyo, Wonogiri, Kamis (2/11/2023). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRIPenebangan liar atau illegal logging marak terjadi di Alas Tunggangan, Desa Genengharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri akhir-akhir ini.

Kerugian negara diperkirakan sampai ratusan juta rupiah. Warga desa resah dengan hal itu lantaran hutan menjadi gundul sehingga berpotensi rawan longsor yang bisa menimpa permukiman. 

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Desa (Kades) Genengharjo, Wirid Andriyadi, mengatakan pembalakan liar pohon hutan di Alas Tunggangan sudah memprihatinkan. Banyak pohon hutan, khususnya pohon sonokeling ditebang secara ilegal untuk dijual. Penebangan liar itu mulai masif terjadi pada beberapa bulan terakhir ini. 

Vegetasi Alas Tunggangan yang semula padat, sekarang mulai gundul. Terutama di wilayah hutan yang dekat dengan jalan. Pohon hutan yang ditebang secara ilegal itu masuk dalam wilayah hutan Perum Perhutani.

Wirid menjelaskan kondisi ini sangat meresahkan warga. Tanaman kopi milik sejumlah warga yang ditanam di lahan Perhutani menjadi rusak. Penanaman kopi di lahan itu sudah bekerja sama dengan Perhutani sekaligus program unggulan desa dalam pemberdayaan masyarakat desa. 

Menurut dia, yang membuat jengkel warga atas aksi pencurian kayu hutan itu adalah dampak lingkungan yang bisa menimpa warga desa. Pohon hutan yang ditebang secara ilegal itu berada di atas permukiman warga.

Kondisi hutan itu kini sudah mulai gundul. Akibatnya, tanah hutan sangat rawan longsor saat musim penghujan. Tidak adanya penahan air melalui pohon itu juga bisa menyebabkan banjir lumpur ke area permukiman di tiga dusun yang dihuni ratusan keluarga.

“Dampak jangka pendeknya, tanaman kopi rusak karena kena pohon yang ditebang sembarangan. Dampak panjangnya, warga bisa kena longsor dan dihantui kecemasan. Waktu penghujan kemarin juga sudah terjadi longsor di Alas Tunggangan,” kata Wirid kepada Solopos.com, Jumat (3/11/2023).

Wirid menyebut pembalakan liar di Alas Tunggangan sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Hanya, akhir-akhir aksi itu semakin masif terjadi. Pembalakan hutan itu dilakukan berkelompok. Pelaku pencurian kayu hutan itu ada yang merupakan warga Desa Genengharjo.

Pemerintah Desa Genengharjo sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) dan membuat peraturan desa ihwal larangan menebang kayu hutan. Sosialisasi soal larang itu juga sudah disampaikan di forum-forum rukun tetangga (RT). Termasuk dampak lingkungan akibat dari penebangan liar itu. Menurutnya, warga sudah melaporkan berkali-kali kejadian pencurian itu kepada kepolisian.

“Informasinya, sudah ada pelaku yang sudah ditangkap kemarin. Kalau ada warga kami yang ditangkap, kami tidak akan bantu, itu biar menjadi efek jera bagi mereka. Kami pasrahkan ke pihak berwajib. Kami juga berharap kasus ini ditangani serius,” ujar dia.

Dia menambahkan, selama ini warga juga membantu pengawasan hutan di Alas Tunggangan sembari berkebun di sana. Wirid memaklumi aksi pencurian hutan di Alas Tunggangan rawan terjadi karena personel keamanan dari Perhutani juga terbatas.

Sekretaris Desa (Sekdes) Genengharjo, Daryanto, menyampaikan berdasarkan informasi dari warga, biasanya aksi penebangan liar di Alas Tunggangan itu terjadi pada sore hingga dini hari. Para pencuri itu mengangkut kayu hasil curian menggunakan truk. Ada warga Desa Genengharjo yang berperan sebagai pengepul. 

Pantauan Solopos.com di Alas Tunggangan petak 62-3, pada Kamis (2/11/2023), tampak sejumlah pohon sonokeling bekas ditebang menyisakan pangkal pohon. Keliling pohon sonokeling yang ditebang secara ilegal mulai 135 cm sampai lebih dari 150 cm. Hal itu terlihat dari keterangan tertulis yang ada di pohon yang telah ditebang tersebut. Keterangan itu ditulis Perhutani. 

Sebagai informasi, Alas Tunggangan merupakan wilayah hutan yang dikelola Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Solo, Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Wonogiri, Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Pesido. Kepala RPH Pesido, Ibnu Nugroho, saat dimintai konfirmasi Solopos.com, membenarkan marak illegal logging di Alas Tunggangan. 

Ibnu menyebut kasus tersebut sebenarnya sudah terjadi beberapa kali sejak lama. Namun akhir-akhir ini, pembalakan hutan di Alas Tunggangan semakin sering apalagi setelah marak kebakaran hutan di sekitar lokasi tersebut.

Pohon sonokeling menjadi sasaran utama pencurian. Hal itu lantaran kayu sonokeling memiliki harga tinggi dan sudah mulai langka. 

Selama beberapa hari terakhir ini, kayu sonokeling yang dinyatakan hilang tercatat sekitar 30 batang. Itu belum termasuk batang pohon sonokeling yang hilang pada bulan-bulan lalu. Nilai kerugian negara dari pembalakan hutan itu mencapai ratusan juta rupiah.

“Jujur saja, saya itu sampai mangkel dengan hal itu. Fungsi pengawasan dan pengamanan kami sudah kami upayakan secara maksimal. Tetapi kami memang terbatas petugas,” kata dia.

Ibnu menjelaskan, wilayah hutan yang dikelola RPH Pesido seluas 963 hektare (ha). Hutan seluas itu hanya memiliki personel keamanan dua orang, dia dan satu orang mandor hutan.

“Jadi kami terkendala SDM [sumber daya manusia] yang minim,” ungkap dia.

Dia menyampaikan, sejumlah pelaku pencurian kayu hutan sudah ditangkap aparat Polres Wonogiri baru-baru ini. Dia berharap penindakan secara tegas bisa memberi efek jera kepada pelaku dan menjadi pelajaran untuk warga lain agar tidak mencuri kayu hutan.

“Pelaku-pelaku itu sebenarnya orang-orang lama. Maka perlu tindakan yang tegas,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo, mengatakan aparat Polres Wonogiri sudah mendapatkan laporan aksi pembalakan liar di Alas Tunggangan. Laporan itu sudah ditindaklanjuti.



Sejumlah terduga pelaku sudah ditangkap dan ditahan di Polres Wonogiri pada Rabu (1/11/2023). AKP Anom belum bisa memberikan keterangan lebih karena kasus ini masih dalam proses pemeriksaan.

“Nanti kalau pemeriksaan sudah selesai, kami infokan. Pada prinsipnya, kasus ini sudah kami tangani,” kata AKP Anom. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya