Soloraya
Minggu, 7 Januari 2024 - 22:03 WIB

Mengenal Paskot, Grup Musik Hiphop Asli Boyolali yang Terbentuk di Pasar Kota

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Personel grup musik hiphop Paskot dari kiri depan, Parcil, Dj. P Nugoz, dan Imbin, dari kiri belakang, Fakhri, Putra, dan Ersan. (Istimewa/Paskot)

Solopos.com, BOYOLALI — Grup musik Paskot menjadi salah satu line up musisi yang tampil pada malam pergantian tahun 2023 ke 2024 selain Kotak di Alun-alun Kidul Boyolali, Minggu (31/12/2023) lalu.

Grup beraliran hiphop asli Boyolali tersebut ternyata bukan kali pertama tampil di depan publik Boyolali. Sebelumnya, Paskot juga turut memeriahkan Boyolali Tourism Fest 2023 di Kebun Raya Indrokilo.

Advertisement

Salah satu personel Paskot, Putra, mengungkapkan grup musiknya berdiri sejak 2022. Paskot merupakan kepanjangan Pasar Kota.

“Paskot itu Pasar Kota, itu karena kami sering main skateboard di sana. Jadi kami terbentuk awalnya karena sesama teman-teman skateboard yang biasanya bermain di lantai II Pasar Kota Boyolali,” jelas dia kepada Solopos.com, Minggu (7/1/2024).

Advertisement

“Paskot itu Pasar Kota, itu karena kami sering main skateboard di sana. Jadi kami terbentuk awalnya karena sesama teman-teman skateboard yang biasanya bermain di lantai II Pasar Kota Boyolali,” jelas dia kepada Solopos.com, Minggu (7/1/2024).

Ia menjelaskan grup musik asal Boyolali itu memiliki enam personel. Namun, tidak semuanya bertemu karena bermain skateboard. Ada yang bertemu karena memiliki kesamaan minat untuk menghidupkan hiphop di Boyolali. Putra menyebut di Paskot ada lima penyanyi hiphop dan satu disk jockey (DJ).

Keenam personel Paskot yakni Ersan Dwi Pamungkas atau Ersan aka Ersruboy, Rachma Putra Setyawan atau Putra aka Ezart, Saputro Nugroho atau Putro aka Dj P Nugoz, Wahyu Fakhri Wirawan atau Fakhri aka Sacoast, Anto atau Ambon aka Imbin, dan Rachmadhani Nurfiyanto atau Parcil aka Parcilium.

Advertisement
Grup hiphop asli Boyolali, Paskot, saat tampil pada perayaan Malam Tahun Baru di Alun-alun Kidul Boyolali, Minggu (31/12/2023). (Istimewa)

Ia menjelaskan latar belakang video atau lirik yang diangkat grup musik itu terkadang membawa tema Boyolali karena ingin memperkenalkan Paskot berasal dari Kota Susu. Selain itu, Putra menjelaskan peminat musik hiphop di Boyolali belum banyak, sehingga perlu sesuatu untuk menarik pendengar.

Juara Lomba Pemkab

“Jadi bagaimana caranya mengemas Boyolali itu bisa dilihat orang-orang luar sana dan tahu di Boyolali ada hiphop. [Musik hiphop] yang besar kan di Jogja, nah kami ingin menunjukkan di Boyolali tidak hanya dangdut, pop, pop punk, rock, tapi juga ada hiphop,” kata dia.

Beberapa lagu Paskot yang telah meluncur yaitu Yahaba dan Signphony. Lagu Yahaba bisa dilihat di YouTube, sedangkan lagu sejak era Esruboy seperti Indraloka Boyolali, Belum Akhir, Hateless, dan sebagainya juga sering digunakan saat Paskot tampil.

Advertisement

Putra menjelaskan lagu Indraloka banyak berbicara tentang Boyolali karena turut dipertandingkan dalam lomba yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.

“Waktu itu dapat juara II, itu yang menggelar Pemkab Boyolali, tetapi waktu itu pesertanya bukan hanya dari Boyolali, ada juga dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan sebagainya,” kata dia.

Putra mengakui Paskot menjadi salah satu grup musik bagian dari komunitas Milk City Friend Family (MCFF) Boyolali. Ia tak ingat kapan awalnya bergabung dengan komunitas itu karena seringnya nongkrong bersama. “Ibaratnya MCFF itu wadah, Paskot menjadi salah satu isiannya,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, salah satu warga Boyolali, Luqman Hakim, 20, mengaku baru mengenal Paskot saat tampil bersama MCFF dalam ajang Boyolali Tourism Fest 2023. Waktu itu, Paskot turut tampil bersama grup lain, KERP.

Luqman berharap band-band indi bisa lebih sering diberi waktu untuk tampil di acara besar kabupaten sehingga semakin dikenal warga. Ia menilai musik dan lirik yang dibawakan kedua kelompok musik tersebut sangat enak didengar dan terngiang-ngiang di kepalanya.

“Waktu mendengarkan kepala otomatis ngangguk-angguk. Semuanya lagu-lagunya bagus, tapi yang Indraloka, karena ada kata Boyolali Tersenyum, lembu sora, alun-alun kidul. Jadi gampang terngiang di pikiran,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif