SOLOPOS.COM - Siswa SMK Leonardo Klaten menunjukkan Pair Dry, mesin pengering sepatu ciptakan mereka, Rabu (8/11/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENSiswa SMK Leonardo Klaten menciptakan mesin pengering sepatu. Mesin yang diberi nama Pair Dry itu mampu mengeringkan sepatu dalam waktu cukup singkat.

Mesin itu dikembangkan oleh lima siswa dari jurusan Teknik Mekantronika dipandu oleh guru mereka. Untuk sepatu jenis sneakers, mesin itu bisa mengeringkan sepatu dari 15 menit hingga 90 menit, tergantung tingkat kebasahan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kami buat mesin ini saat musim hujan. Sepatu basah, ketika mau dipakai mengganggu. Kemudian kami ajukan ke guru untuk membuat mesin pengering sepatu dan disetujui,” kata salah satu siswa yang ikut dalam pengembangan mesin itu, Dani, saat ditemui Solopos.com di Pendapa Pemkab Klaten pekan lalu.

Mesin yang dibuat dilengkapi dengan sistem pemanas dari segala sisi serta dilengkapi perangkat untuk menghilangkan kelembaban didukung oleh fan cooler dan sinar UV. Mesin tersebut juga dilengkapi dengan pewangi untuk memberi aroma harum pada sepatu.

Dalam mesin itu terdapat penampung air yang berfungsi untuk menampung tetesan air dari sepatu basah. Kelebihan lainnya, mesin tersebut memiliki sistem safety, yakni jika pintu dibuka maka sistem akan mati secara otomatis.

“Mesin ini dilengkapi dengan sinar UV dan pewangi yang bekerja sama untuk membunuh kuman dan memberi aroma wangi dari sepatu yang dikeringkan,” kata Dani.

Mesin tersebut sudah melalui proses uji coba untuk mengeringkan sepatu jenis sneakers. Dani menjelaskan untuk kondisi sepatu basah rendah, sepatu kering dan siap dipakai serta sudah wangi hanya dalam 15 menit. Waktu keringnya lebih singkat jika dibandingkan dengan dijemur di bawah sinar matahari sekitar 60 menit baru bisa kering.

Ketika kondisi basah sedang, dalam rentang 60 menit sepatu sudah kering dan wangi. Lebih singkat jika dibandingkan dikeringkan di bawah sinar matahari yang membutuhkan waktu 120 menit atau dua jam.

“Kalau basah tinggi seperti setelah sepatu habis dicuci kemudian dimasukkan dalam mesin ini sudah kering dan wangi dalam waktu 90 menit. Tetapi kalau habis dicuci kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari butuh waktu sekitar 180 menit,” jelas Dani yang merupakan siswa kelas X SMK Leonardo Klaten.

Dani menjelaskan mesin pengering sepatu itu sudah memasuki pengembangan kedua. Proses pengembangan masih terus dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi mesin tersebut. Soal nilai jual, Dani memperkirakan nilai jual mesin itu saat ini berkisar Rp2,5 juta.

Inovasi dari siswa SMK Leonardo Klaten itu diikutkan pada ajang lomba Kreativitas dan inovasi (Krenova) yang diikuti peserta se-Soloraya di Pendapa Pemkab Klaten, Rabu (8/11/2023). Dari ajang tersebut, Pairy Dry karya siswa SMK Leonardo Klaten meraih juara harapan II.

Ajang lomba Krenova kategori pelajar se-Soloraya itu diikuti 15 peserta dari tujuh kabupaten/kota di Soloraya, yakni Solo, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.

Berdasarkan keterangan tertulis dari Diskominfo Klaten, berbagai inovasi hasil kreativitas pelajar ditampilkan dalam lomba ini. Mulai dari ice cream penambah zat besi, sabun dari tanaman, hingga sepeda motor listrik.

“Luar biasa, ternyata anak-anak tingkat SMP-SMA punya kemampuan untuk menciptakan inovasi yang baru dan bermanfaat baik dari sisi teknologi, pramujamu, dan pangan. Kami yakin yang ditampilkan ini sesuatu yang baru dan memberi manfaat. Tentu ini menjadi ajang yang bisa terus ditingkatkan ke depannya,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Klaten, Pandu Wirabangsa, menyampaikan tujuan dari lomba Krenova tingkat pelajar ini untuk mendorong kreativitas pelajar dalam menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi khalayak. Ia berharap kegiatan ini dapat memacu generasi muda untuk terus menelurkan dan mengembangkan inovasi yang membawa manfaat bagi masyarakat dan bangsa.

Dari lomba itu, Inovasi Penyajian Jamu Tradisional melalui J-Jetsu dari Sukoharjo keluar sebagai juara I. Juara 2 Edora Ice Cream Pencegah Anemia dari Kota Solo, juara III Mandeja Solusi Ketersediaan Air Sehat Layak Konsumsi dari Wonogiri, juara harapan I Motor Listrik dan Alat Pembersih Sampah Otomatis dari SMK Penda 2 Karanganyar, dan harapan II Pair Dry Pengering Sepatu dari SMK Leonardo Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya