SOLOPOS.COM - Camat Simo, Boyolali, Muh Fahrudin, membaca buku Boyolali Kaya Rasa yang diluncurkan di Kantor Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali, Kamis (12/10/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali menerbitkan buku Boyolali Kaya Rasa pada Kamis (12/10/2023). Ada 61 resep makanan dan minuman yang dibukukan dalam Boyolali Kaya Rasa.

Kepala DKP Boyolali, Bambang Jiyanto, menuturkan Buku Boyolali Kaya Rasa adalah niat baik dari Bupati Boyolali, M Said Hidayat, untuk melestarikan dan mengapresiasi olahan pangan lokal Boyolali yang saat ini sudah beredar di masyarakat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Ini juga untuk mengedukasi kepada anak cucu terkait siapa yang menemukan dan memperkenalkan suatu makanan,” kata dia kepada wartawan seusai peluncuran buku Boyolali Kaya Rasa di halaman kantornya, Kamis.

Ia menjelaskan di dalam buku tersebut terdapat sembilan jenis makanan utama, 20 lauk-pauk, jajanan ada 23 jenis, dan minuman ada sembilan jenis. Terlihat di dalam buku ada bahan membuat makanan, cara membuat, dan uraian singkat tentang makanan.

Di bagian makanan utama terlihat ada nasi liwet, soto, sego jagung, lempok, nasi gurih, pondoh jagung, sego midro, sego gunung, lontong. Lalu di bagian lauk pauk ada jangan lethok, bobor daun adas, jangan centung, gudhangan, jangan entik.

Ada juga bothok sembukan, tumis daun bedot, jangan blekiti, jangan rebung, ungker goreng, jangan tempe besengek, jangan tuntut, jangan gude, jangan gori, oseng otok kowok, jangan loncom, dan tumpeng.

Kemudian di bagian jajanan ada jadah selo, jenang jagung, sengkulun, jenang pati ganyong, cucur, sagon, lenteng, pergedel pohung, gemblong cothot, tape singkong, sermier, lempeng, emping garut, wajik, jenang pati garut, corobikan, tapak belo, tapak gaplek, rengginang, gempo, mentho, mi singkong, dan lentho.

Cetakan Kedua Segera Menyusul

Sedangkan untuk minuman ada susu, teh goreng klethuk, wedang wejah, wedang serbat, dawet kiringan, wedang sereh, wedang gula asam, minuman cao, dan teh tiyungke.

“Ini kan edisi perdana, nanti akan kami lanjutkan insyaallah edisi berikutnya karena masih ada menu makanan lain yang belum kami masukkan. Insyaallah ada edisi kedua,” kata dia.

Cetakan pertama buku Boyolali Kaya Rasa ada 500 eksemplar dengan biaya total mulai dari penulis hingga produksi buku mencapai Rp200 juta. Penulis yang digandeng berasal dari DKP Boyolali, penyuluh pertanian, hingga kalangan pendidik.

Sementara itu, Bupati Said menyoroti adanya kutipan dengan latar proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, di dalam buku Boyolali Kaya Cerita. “Bung Karno tidak menghendaki lidah dan perut bangsa Indonesia terjajah oleh makanan impor,” kata Said membaca kutipan tersebut.

Dengan semangat itu, lanjut Said, buku Boyolali Kaya Rasa merupakan wujud bagaimana menjaga lidah masyarakat Boyolali agar tidak terjajah oleh masakan luar. Namun, Said juga tidak saklek melarang jika masyarakat ingin menikmati masakan asing.

Lebih lanjut, Said berharap dengan hadirnya buku Boyolali Kaya Rasa dapat menjadi inspirasi bagi warga Boyolali untuk mengolah hasil pertanian di Boyolali. Kemudian, juga bisa dijadikan inspirasi bagi anak muda untuk berwirausaha.

“Di sisi yang lain, harapan kami ini dapat memberikan dukungan dalam rangka pengembangan sisi kepariwisataan di Boyolali. Artinya ada keindahan, ada rasa Boyolali, ada cerita tentang Boyolali,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya