SOLOPOS.COM - Ilustrasi sampah sisa makanan. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga Wonogiri ternyata punya kebiasaan suka membuang sampah sisa makanan. Hal itu terlihat dari banyaknya sampah sisa makanan hingga menjadi penyumbang sampah terbesar selain plastik.

Berdasarkan data yang diperoleh Solopos.com, volume atau timbunan sampah di Kabupaten Wonogiri pada 2022 mencapai 297 ton/hari atau 1.489 m3/hari. Sampah sisa makanan dan sampah plastik menjadi penyumbang terbesar masing-masing 25% dari total timbunan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Bidang Pertamanan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri, Waris Kadarwanto, mengatakan timbunan sampah di Wonogiri banyak disumbang dari sampah organik sebanyak 55%.

Sampah organik yang dibuang warga Wonogiri itu terdiri atas sisa makanan, ranting kayu, dan kertas atau karton. Meski menjadi penyumbang terbesar, sampah sisa makanan yang terangkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA) belum bisa dikelola atau dimanfaatkan kembali.

Mayoritas sampah sisa makanan bersumber dari rumah tangga. Ketika membuang sampah ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS), banyak sampai dari rumah tangga itu tidak dipilah dan dipisah sesuai jenisnya.

Biasanya sampah sisa makanan itu dicampur dengan sampah jenis lain dan dimasukkan dalam satu kantong plastik. Hal itu menyulitkan petugas pengangkut sampah saat proses pemilahan sampah untuk diproses atau didayagunakan ulang. 

“Kesulitan kami di situ. Jadi dari sumbernya sudah bermasalah, sehingga ketika sampah itu sampai di TPA sukar sekali untuk dikelola kembali. Akhirnya dibiarkan membusuk bersama sampah jenis lain. Sebenarnya ini disayangkan,” kata Waris saat ditemui Solopos.com di Kantor DLH Wonogiri, Rabu (25/10/2023) sore.

Dia melanjutkan sampah sisa makanan yang dibuang warga Wonogiri itu sebenarnya bisa digunakan untuk pakan ternak seperti magot, ayam, dan babi. Selain itu bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos.

Jika bisa terkelola dengan baik sebenarnya memiliki nilai ekonomis karena banyak peternak di Wonogiri yang mencari sampah sisa makanan untuk ternak mereka. 

Keengganan Memilah Sampah

Waris menyebut saat ini DLH tengah mencari cara agar sampah sisa makanan yang sampai di TPA itu bisa didayagunakan kembali. Sejumlah rencana kebijakan sedang digodok.

Tetapi dia belum bisa menjelaskan secara detail apa dan bagaimana rencana itu sebab masih perlu kajian yang mendalam. “Sampah yang dihasilkan dari sisa makanan ini memang besar. Tetapi saya rasa tidak hanya di Wonogiri. Di daerah lain juga begitu,” ujar dia.

Dia menjelaskan hal itu bisa terjadi lantaran makanan merupakan kebutuhan dasar dan primer. Maka wajar sampah organik seperti sisa makanan itu menjadi penyumbang sampah terbesar di Wonogiri. Hanya, dia menyayangkan warga masih enggan memilah sampah organik dan anorganik ketika membuang sampah.

Sementara itu, berdasarkan data DLH Wonogiri, pada 2022 dari total volume sampah yang dihasilkan penduduk hanya 51% yang bisa terkelola. Sedangkan 49% persen lainnya tidak terkelola sama sekali di TPA.

Salah satu warga Kelurahan Giripurwo, Basriati, mengakui selama ini ketika membuang sampah tidak pernah memilah sampah berdasarkan jenisnya. Menurut dia, hal itu cukup ribet. Belum lagi harus menyediakan dua kantong sampah sesuai jenisnya. 

“Kalau cuma membedakan sampah organik dan anorganik ya tahu. Tetapi dari dulu saya enggak memisahkan itu. Saya jadikan satu di kantor plastik. Kalau sudah penuh tinggal ikat, lalu buang ke TPS,” kata dia.

Lagi pula, sambung dia, selama ini tidak ada permintaan atau perintah untuk memisahkan sampah organik dan anorganik dari pemerintah.

Pola pembuangan sampah yang dia lakukan selama ini pun tidak ada yang memprotes. Menurutnya, banyak warga lain di sekitar rumahnya juga melakukan hal yang sama dengan dia.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya