SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga membersihkan luweng di wilayah Paranggupito, Wonogiri. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Wonogiri bersama sukarelawan susur sungai menggiatkan patroli bersih-bersih luweng atau gua vertikal di bawah tanah di beberapa wilayah bagian selatan.

Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyumbatan luweng yang berpotensi memicu banjir saat musim hujan. Luweng banyak dijumpai di beberapa wilayah seperti Paranggupito, Pracimantoro, Giritontro, dan Eromoko.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Luweng itu terbentuk akibat proses pelarutan batuan gamping oleh air terutama saat musim hujan. Kedalaman luweng bervariasi, bahkan yang besar bisa mencapai kedalaman 100 meter.

Fungsi luweng sebagai penampung air yang terbentuk secara alami. Luweng itu juga berfungsi mengalirkan air di kawasan karst. Karena itu, mulut luweng harus bersih dari beragam jenis sampah yang bisa menyumbat aliran air agar air tidak meluap dan berpotensi menimbulkan banjir.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Trias Budiono, mengatakan gerakan bersih-bersih luweng terus diaktifkan secara kontinu selama musim hujan.

“Kami sudah menerbitkan surat edaran soal kegiatan bersih-bersih luweng selama musim penghujan. Sukarelawan susur sungai juga terus melakukan patroli luweng untuk membersihkan sampah di mulut luweng,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (3/1/2024).

Menurut Trias, sukarelawan kerap mendapati beragam jenis sampah rumah tangga seperti bantal, guling, hingga peralatan memasak di mulut luweng. Akibatnya aliran air di luweng tersumbat sehingga air meluap dan terjadi banjir.

Genangan air luweng berpotensi merendam permukiman penduduk dan jalan perdesaan yang berada tak jauh dari lokasi luweng. “Sekarang ada pagar pembatas di luweng-luweng berukuran besar. Agar masyarakat tidak membuang sampah secara sembarangan,” ujar dia.

Lebih jauh, Trias mengatakan potensi bencana hidrometeorologi di Kota Sukses cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi kondisi geografis Wonogiri yang berupa perbukitan. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama berjam-jam bisa memicu pergerakan tanah yang berpotensi menimbulkan tanah longsor.

BPBD Wonogiri telah melakukan mitigasi di daerah rawan bencana alam. “Selama ini, curah hujan yang turun tidak ekstrem. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan maupun pemerintah desa jika ada potensi bencana alam,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya