SOLOPOS.COM - Nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD). (dok)

Solopos.com, KARANGANYAR —Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Karanganyar terus meningkat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar mencatat angka kasus DBD hingga Februari ini mencapai 71 kasus.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Karanganyar, Warsito mengatakan, dalam waktu kasus DBD satu pekan, kenaikan kasus akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ini bisa mencapai belasan kasus. Diperkirakan puncak kasus DBD terjadi pada Mei mendatang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Awal tahun sampai Februari sudah 71 kasus DBD. Trennya naik diperkirakan puncaknya Mei nanti,” kata Warsito, Minggu (3/2/2024).

Warsito menjelaskan tren kenaikan kasus DBD di Karanganyar dipengaruhi faktor cuaca. Menurutnya, kondisi hujan dan panas yang bergantian secara berkala mendukung perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

Oleh sebab itu, Warsito meminta masyarakat meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Terutama di tempat-tempat penampungan air agar dibersihkan secara berkala. Jangan sampai tempat itu menjadi lokasi bertelurnya nyamuk DBD.

“Gerakan PSN ini perlu dilaksanakan secara serentak, jadi pertumbuhan nyamuk aedes aegypti bisa diberantas dan tidak hanya berpindah wilayah,” katanya.

Dari data, Warsito mengatakan, sebaran kasus DBD tersebar di 13 kecamatan. Dengan angka kasus DBD tertinggi di Jaten, kemudian disusul Karanganyar kota, Kebakkramat, Mojogedang, Colomadu, Gondangrejo, Jumapolo, Jumantono, Tasikmadu, Kerjo, Matesih, Tawangmangu dan Karangpandan. Sedangkan empat kecamatan di Karanganyar masih nihil kasus di antaranya Jatipuro, Jatiyoso, Ngargoyoso dan Jenawi.

“Jaten itu wilayahnya semua di dataran rendah, kemudian pemukiman padat. Mobilitas penduduk kaya di Jaten juga tinggi,” katanya.

Dia mengatakan musim hujan seperti sekarang rentan muncul sejumlah penyakit yang rawan diderita masyarakat. Penyakit tersebut muncul karena berbagai faktor seperti virus, penurunan daya tahan tubuh atau media perantara hewan. Tidak hanya penyakit DBD, namun juga penyakit lain seperti diare, tipes, dan leptospirosis.

Dikatakannya, penyakit tersebut bisa sangat berbahaya bagi penderita hingga menyebabkan kematian apabila tidak segera tertolong atau ditangani medis.

Selain melakukan fogging, warga juga harus menggerakkan pemantauan jentik-jentik nyamuk. Kegiatan ini semakin intensif dilakukan guna mengantisipasi munculnya penyakit DBD di Karanganyar. Gerakan pemantauan jentik-jentik nyamuk dilakukan dengan mengecek setiap tempat penampungan air seperti bak mandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya