SOLOPOS.COM - Panitia pemungutan suara mengarahkan warga untuk memasukan surat suara yang sudah dicoblos ke kotak suara di TPS 001, Dukuh Dalungan, Desa Kedungupit, Kecamatan Sragen, Sragen, Rabu (11/10/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Permainan taruhan para botoh dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kedungupit, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, disebut mencapai Rp3 miliar. Lebih dari 100 botoh tumplek blek di permainan taruhan itu.

Mereka berasal dari berbagai daerah mulai Grobogan, Blitar, Madiun, Ngawi, dan Karanganyar. Nilai taruhan yang dipasang para botoh ini antara Rp5 juta sampai Rp80 juta.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Taruhan besar-besaran itu diungkapkan seorang botoh Sragen, NA, 48, kepada Solopos.com, Rabu (11/10/2023). Dia menjelaskan nilai botohan Rp3 miliar itu akumulasi sejak dua bulan terakhir. Dia mengatakan seluruh botoh berkumpul ke Desa Kedungupit. Dia menerangkan botoh dari luar daerah turun semua di Kedungupit sehingga nilai taruhannya sampai Rp3 miliar.

NA menyebut pertaruhan di Pilkades Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, tidak begitu ramai seperti di Kedungupit.

“Para botoh itu datang secara rombongan. Seperti rombongan dari Ngawi itu ada 10 orang. Masing-masing ada yang pasang taruhan Rp20 juta, Rp50 juta, bahkan ada orang berinisial No berani pasang sampai Rp80 juta per orang. Jadi paling tinggi sampai Rp80 juta dan paling rendah Rp5 jutaan. Jumlah botohnya lebih dari 100 orang,” katanya NA.

Dia menjelaskan Pilkades Kedungupit ini juga menjadi wahana pertarungan botoh luar daerah melawan botoh lokal. Warga yang memiliki hak pilih pun banyak yang ikut bermain, terutama para bakul-bakul padi karena jagonya juragan gabah.

“Banyak warga yang habis panen padi hasilnya digunakan untuk botohan. Serangan fajar yang terjadi di Kedungupit itu sampai Rp400.000-Rp500.000 per orang. Tetapi dari lawannya hanya Rp270.000 per orang. Kedua kandidat di Kedungupit itu punya potensi semua. Permainannya bisa glek-glekan dan ada yang berani ngepur 50 suara. Ngeri betul pertarungan botohannya,” sambung NA.

Sementara itu, Kapolres Sragen AKBP Jamal Alam saat ditemui wartawan di Lapangan Margoasri, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, menyatakan hingga Rabu siang belum menemukan ada indikasi botoh dan serangan fajar. Sejak Selasa [10/10/2023] malam sampai Rabu pagi polisi melakukan patroli skala besar untuk mendeteksi kerawanan di setiap desa dan tempat pemungutan suara.

“Sampai sekarang belum ada laporan atau pengaduan terkait botoh dan serangan fajar. Pemungutan suara tinggal 20% di 10 desa yang menggelar Pilkades. Oleh perwira pengendali di lapangan situasi dilaporkan kondusif. Seperti di TPS Margoasri dengan hak pilih 4.300 orang tetap berjalan lancar, tertib, dan tidak ada antrean,” jelasnya.

Dia menyatakan 500 polisi, termasuk dari Polsek yang tidak ada pilkades pun tetap stand by. Dia juga menyiapkan 166 personel tambahan jika terjadi gesekan dalam pilkades. Termasuk tim intelejen dan Bhabinkamtibmas, kata dia, diterjunkan untuk mendeteksi, memantau, serta memetakan kerawanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya