Soloraya
Rabu, 13 Desember 2023 - 17:31 WIB

Perempuan Bekerja di Boyolali Berkurang seusai Pandemi, Ini Data Lengkapnya

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Statistisi Muda BPS Jawa Tengah, Meryanti Sri Wulandari, memaparkan hasil Sakernas Boyolali 2023 di Hotel Front One Budget Airport Ngemplak Boyolali, Selasa (12/12/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Angka perempuan bekerja di Boyolali berkurang pascapandemi Covid-19. Hal tersebut tercermin dalam Indikator Ketenagakerjaan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2023 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS).

Statistisi Ahli Muda BPS Jawa Tengah, Meryanti Sri Wulandari, memaparkan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Boyolali berkurang dari 75,51% per Agustus 2022 menjadi 74,73% per Agustus 2023.

Advertisement

Ia menjelaskan TPAK adalah persentase penduduk yang memasuki angkatan kerja dibagi penduduk usia kerja. “Kalau dilihat per jenis kelamin, yang mengalami penurunan signifikan adalah perempuan,” jelas Meryanti di Hotel Front One Budget Airport Ngemplak, Boyolali, Selasa (12/12/2023).

Meryanti menduga perempuan Boyolali banyak yang bukan angkatan kerja, seperti ibu rumah tangga yang tidak mencari kerja dan bekerja, sekolah, dan lainnya.

Advertisement

Meryanti menduga perempuan Boyolali banyak yang bukan angkatan kerja, seperti ibu rumah tangga yang tidak mencari kerja dan bekerja, sekolah, dan lainnya.

Ia mengatakan semasa pandemi, perempuan Boyolali masuk ke angkatan kerja. Setelah 2023, pandemi mulai mereda dan perempuan Boyolali keluar dari angkatan kerja.

Berdasarkan data BPS, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Boyolali turun dari 66,34% menjadi 63,99%. Berbeda dengan partisipasi angkatan kerja laki-laki yang naik dari 85,12% pada Agustus 2022 menjadi 85.48% pada Agustus 2023.

Advertisement

Rasio perempuan juga menurun dari 62,35% pada 2020 menjadi 61,17% pada 2023, sedangkan laki-laki naik dari 81,7% pada 2020 menjadi 82,25% pada 2023. Kabar baiknya, kata Meryanti, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Boyolali pada 2023 menurun dibandingkan 2022.

Pada 2022 pengangguran di Boyolali ada 4,92%, sedangkan pada 2023 turun jadi 4,05%. Ia mengatakan TPT kabupaten/kota di Jawa Tengah rata-rata mengalami penurunan.

Banyak yang Berpendidikan Tinggi Jadi Ibu Rumah Tangga

“Angka tersebut [4,05%] itu masih lebih tinggi dibandingkan pada 2019, sebelum pandemi,” jelas dia. Tingkat ketidakaktifan juga mengalami kenaikan. Mery menjelaskan tingkat ketidakaktifan dihitung dari persentase penduduk bukan angkatan kerja dibagi total penduduk usia kerja usia 15 tahun ke atas.

Advertisement

Angka tersebut naik dari 24,49% pada 2022 menjadi 25,27% pada 2023. Lalu, untuk tingkat ketidakaktifan laki-laki turun dari 14,88% pada 2022 menjadi 14,52% pada 2023, sedangkan perempuan naik dari 33,66% pada 2022 menjadi 36,01% pada 2023.

“Ada sekitar 36,01% penduduk perempuan usia 15 tahun ke atas yang bukan angkatan kerja. Kalau dijejerkan data, banyak orang berpendidikan tinggi menjadi rumah tangga, itu pilihan,” kata dia.

Mery menjelaskan selama pandemi, tingkat ketidakaktifan perempuan rendah. Pada Agustus 2019, tercatat ketidakaktifan perempuan 37,80% lalu turun menjadi 34,59% pada 2020. Turun kembali menjadi 34,07% pada 2021 dan turun menjadi 33,66% pada 2022. Setelah pandemi mereda, ketidakaktifan perempuan meningkat kembali.

Advertisement

Sedangkan tingkat ketidakaktifan laki-laki mengalami fluktuasi mulai 16,28% pada 2019 lalu turun 14,7% pada 2020. Turun kembali pada Agustus 2021 sebesar 13,87% lalu Agustus 2022 naik 14,88% selanjutnya turun pada 2023 yaitu 14,52%.

Secara umum, Meryanti menjelaskan tingkat partisipasi angkatan kerja Boyolali sebesar 74,73 lebih tinggi dibandingkan TPAK Provinsi Jawa Tengah sebesar 71,72%. Lalu tingkat pengangguran terbuka lebih sedikit yaitu 4,05% dibandingkan TPT Provinsi Jawa Tengah yaitu 5,13%. Lalu rasio penduduk bekerja Boyolali sebesar 71,71% lebih tinggi dari employment to population ratio Jawa Tengah sebesar 68,04%.

Sedangkan tingkat ketidakaktifan di Kabupaten Boyolali sebesar 25,27% lebih rendah dibandingkan angka Provinsi Jawa Tengah sebesar 28,28%.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif