SOLOPOS.COM - Peserta melakukan deklarasi kebangsaan dalam seminar bertajuk Penguatan Moderasi Beragama di kampus UIN RM Said Surakarta, Kamis (21/3/2024). (Solopos.com/R. Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO–Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muayyad Windan, Kartasura, Sukohajo, menggandeng UIN Raden Mas Said Surakarta menggelar seminar kebangsaan yang diikuti ratusan peserta. Hal ini wujud kolaborasi ponpes dan perguruan tinggi guna memperkuat moderasi beragama.

Kegiatan seminar kebangsaan bertajuk Penguatan Moderasi Beragama digelar di kampus UIN Raden Mas Said Surakarta, Kamis (21/3/2024) petang. Kegiatan itu diawali deklarasi kebangsaan dan penandatanganan kerja sama atau MoU antara Ponpes Al Muayyad Windan dengan UIN Raden Mas Said Surakarta.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kemudian, acara dilanjutkan dengan seminar kebangsaan yang menghadirkan sejumlah narasumber seperti Wakil Bupati Sukoharjo, Agus Santosa, Komandan Kodim (Dandim) 0726/Sukoharjo, Letkol Czi Slamet Riyadi, Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Toto Suharto, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sukoharjo, Abdullah Faishol, dan Kepala Kemenag Sukoharjo, Muh Mu’alim.

Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Toto Suharto mengatakan seminar kebangsaan menjadi salah upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk mempekuat moderasi beragama dalam kehidupan beragama dan berbangsa.

“Ini kolaborasi ponpes dan kampus untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait toleransi, saling menghormati, dan menjaga kerukunan antarumat beragama. Diinisiasi Ponpes Al Muayyad Windan, Kartasura, dengan UIN Raden Mas Said Surakarta,” kata dia.

Toto menyebut pemerintah telah menerbitkan Perpres No 58/2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama yang ditekan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Regulasi menjadi pedoman instansi pemerintah maupun masyarakat dalam penguatan cara pandang, sikap, dan praktik moderasi beragama di kehidupan sehari-hari.

Tentunya, lanjut Toto, penguatan moderasi beragama harus disokong semua pihak, termasuk ponpes dan perguruan tinggi.

“Komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan harus terus digaungkan di kalangan masyarakat. Ini tantangan sekaligus penyuntik semanagat bagi masyarakat di tengah kemajemukan dan keberagaman suku dan budaya di Tanah Air,” papar dia.

Sementara itu, seorang pengasuh Ponpes Al Muayyad Windan, Nur Sodik, mengatakan ponpes dan perguruan tinggi ingin menjembatani upaya penguatan moderasi beragama di Sukoharjo.

Moderasi beragama menjadi jalan tengah untuk mempersempit kesenjangan antarpemeluk agama yang berbeda sekaligus mencegah paham radikal. Selain mahasiswa, para peserta berasal dari beragam komunitas pemuda, organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, dan tokoh masyarakat.

“Nilai-nilai moderasi beragama mampu mewujudkan kedamaian tanpa kekerasan. Moderasi beragama juga menjadi kekuatan bangsa untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya