SOLOPOS.COM - Situasi arus lalu lintas di persimpangan dekat Patung Sudirman, Alun-Alun Boyolali, Selasa (26/9/2023) (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Tiga persimpangan jalan di kawasan kota Boyolali bakal dipasangi traffic light atau lampu bangjo karena dinilai rawan kecelakaan lalu lintas. Salah satunya diharapkan bisa selesai dibangun pada November 2023.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali, M Arief Wardianta, menyampaikan traffic light yang diharapkan selesai pada November berlokasi di simpang empat dekat bekas Kantor Kelurahan Pulisen.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Pulisen sudah positif [dipasangi lampu bangjo], ini baru proses pengadaan karena APBD Perubahan baru digedok. Sekitar Rp150 juta untuk empat sisi,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (26/9/2023).

Lampu bangjo Pulisen dinilai mendesak untuk dipasang karena persimpangan tersebut rawan terjadi laka lantas. Terlebih, jalur tersebut adalah jalur alternatif anak-anak sekolah.

Beberapa hal sudah diupayakan Dishub Boyolali sebelum memasang lampu bangjo seperti pemberian pita kejut, warning light, tanda setop, bahkan yellow box junction. Instansi terkait juga telah memperluas radius putar persimpangan Pulisen.

“Sejak dipasang itu [yellow box junction] sampai saat ini laporan laka [kecelakaan] hanya satu kali. Berbeda saat sebelum ada itu, paling banyak kecelakaan memang sewaktu Lebaran. Penyebabnya ya sama, harusnya ketika mau masuk ke jalan utama itu pelan-pelan, lihat kanan-kiri, baru jalan, tapi itu enggak,” terang dia.

Selain persimpangan Pulisen, Simpang Patung Sudirman di sebelah barat Alun-alun Kidul Boyolali dan Simpang Tegalwire di depan Museum R Hamong Wardoyo juga akan dipasangi traffic light.

Arif mengatakan pengadaan traffic light di dua tempat tersebut menggunakan APBN sehingga dia tidak dapat berkomentar lebih terkait detail anggaran dan waktu pengerjaannya.

“Kemarin dari kementerian juga sudah ACC [disetujui] untuk lampu bangjo di Simpang Sudirman dan Tegalwire, Boyolali. Untuk Tegalwire itu sudah ada pembangunan fisik berupa penggalian untuk tiang lampu bangjo,” kata dia.

Arief menilai kecelakaan lalu lintas di daerah tersebut kebanyakan karena human error. Sudah ada rambu-rambu peringatan bahkan rambu setop. Terdapat pula pita kejut di jalan minor agar masyarakat mengurangi kecepatan, akan tetapi kecelakaan masih terjadi.

Simpang Sudirman Butuh Perhatian Khusus

Ia mencontohkan seharusnya masyarakat yang lewat Simpang Sudirman dari arah barat ke timur atau sebaliknya berhenti dan melihat ke kanan-kiri sebelum menyeberang jalan nasional utara ke selatan. Namun, beberapa orang justru tidak melakukannya sehingga terjadi kecelakaan.

“Harapannya angka kecelakaan di lokasi tersebut bisa berkurang, bahkan bisa nol. Kemudian, harapannya, fungsi rambu lalu lintas kan untuk menjaga ketertiban berlalu lintas dan keamanan, jadi monggo dipatuhi,” kata dia.

Sementara itu, salah satu pengemudi ojek daring atau online (ojol), Yanto, 32, mengaku senang dengan dipasangnya rambu-rambu lalu lintas di Simpang Pulisen, Patung Sudirman, dan Tegalwire. Ia yang setiap harinya melewati area tersebut menyambut gembira dengan pemasangan lampu bangjo di tiga persimpangan kawasan kota Boyolali itu.

Ia mencontohkan setelah Simpang Pulisen diperlebar dan diberi yellow box junction, Yanto jarang sekali menemui kecelakaan lalu lintas di lokasi itu. Namun, yang kini menjadi keresahannya adalah Simpang Sudirman.

“Di Simpang Sudirman memang harus ada perhatian khusus, soalnya kebanyakan yang saya tahu, kalau ada yang kecelakaan di situ berakhir tamat [meninggal dunia]. Di situ jalannya harus ekstra hati-hati,” kata dia.

Ia menceritakan rekannya sesama pengemudi ojol pernah ada yang terlibat kecelakaan dengan pengguna sepeda motor lain. Yanto bersyukur karena temannya hanya mengalami luka-luka dan bisa ditangani di rumah sakit.

Yanto mendukung sekali di lokasi tersebut dipasangi lampu bangjo, hal tersebut agar angka kecelakaan bisa diminimalkan. Terlebih, lanjut dia, terkadang ada anak-anak muda yang nyelonong dari jalan minor ke jalan mayor di Simpang Sudirman.

“Simpang Tegalwire saya juga setuju kalau dikasih bangjo. Di sana sebenarnya sudah ada Supeltas [Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas], hanya saja ada waktu-waktu di mana tidak ada Supeltas dan sirkulasi lalu lintas juga terganggu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya