Soloraya
Jumat, 5 Januari 2024 - 16:21 WIB

Rumah di Bayat Klaten Mendadak Ambruk saat Tak Ada Hujan dan Angin Kencang

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga dan sukarelawan membersihkan reruntuhan rumah yang ambruk di Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jumat (5/1/2024). (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN — Satu rumah milik seorang warga lanjut usia di Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Klaten, ambruk pada Kamis (4/1/2024) malam. Ambruknya rumah itu tidak terjadi bukan karena hujan maupun angin kencang melainkan karena sudah lapuk.

Hujan dan angin kencang memang sempat melanda wilayah itu pada Kamis siang namun rumah tersebut masih bisa bertahan. Rumah milik Lagimin, 67, itu baru ambruk pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB saat tidak ada hujan maupun angin.

Advertisement

Diduga, rumah semipermanen itu ambruk lantaran sebelumnya kondisi bangunan sudah tua dan mulai lapuk. Kadus I Desa Ngerangan, Ida Susanta, mengatakan rumah Lagimin berdinding gedek atau anyaman bambu.

Rumah itu menjadi tempat tinggal Lagimin bersama istri dan tiga anaknya. Biasanya, rumah gedek itu menjadi tempat tidur istri Lagimin dan seorang anaknya.

Advertisement

Rumah itu menjadi tempat tinggal Lagimin bersama istri dan tiga anaknya. Biasanya, rumah gedek itu menjadi tempat tidur istri Lagimin dan seorang anaknya.

“Beruntung saat kejadian rumah ambruk tidak ada orang di dalam rumah [anggota keluarga berada di rumah sebelahnya]. Sehingga tidak ada korban jiwa,” kata Ida saat dihubungi Solopos.com, Jumat (5/1/2024).

Ida membenarkan pada siang hari, Kamis, ada hujan disertai angin. Namun, rumah Lagimin masih berdiri kokoh. Namun, malam harinya rumah ambruk meski tidak ada angin maupun hujan.

Advertisement

Namun, dimungkinkan karena faktor ekonomi Lagimin belum bisa memperbaiki rumah. Sehari-hari Lagimin bekerja sebagai buruh serabutan dan kerap diminta jasanya untuk pijat serta mencari daun untuk disetorkan ke para perajin gerabah keramik.

Untuk sementara, seluruh anggota keluarga Lagimin tinggal di rumah sebelah yang dibangun mengandalkan bantuan rehab rumah tak layak huni (RTLH). Ukuran rumah itu cukup sempit yakni sekitar 4 meter x 6 meter. “Untuk sementara tinggal jadi satu di rumah bantuan RTLH itu,” kata Ida.

Sementara itu, warga bersama sukarelawan membantu membersihkan reruntuhan rumah Lagimin pada Jumat pagi. BPBD Klaten sudah melakukan asesmen dampak kerusakan kejadian rumah ambruk itu berupa bantuan logistik gotong royong serta terpal.

Advertisement

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, rumah yang ambruk berukuran 8 meter x 12 meter. Tidak ada korban jiwa dari kejadian itu.

Peristiwa itu diketahui ketika Lagimin tiba-tiba mendengar suara dari arah rumah lamanya yang kerap digunakan tidur istri Lagimin dan seorang anaknya. Rumah semipermanen itu kemudian ambruk.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif