SOLOPOS.COM - Warung angkringan di lokasi pasar malam eks pasar darurat, Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara ambruk diterjang angin kencang, Rabu (3/1/2024). (Solopos/Taufiq SIdik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Dampak angin kencang yang menyertai hujan deras di wilayah Kabupaten Klaten pada Rabu (3/1/2024) siang ternyata merata di 25 kecamatan. Itu artinya hanya satu kecamatan yang tidak terdampak. Satu kecamatan itu yakni Polanharjo.

Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Klaten, Kamis (4/1/2024), angin kencang mengakibatkan ratusan pohon dan sejumlah bangunan roboh atau rusak. Selain itu ada empat orang yang terluka.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pohon yang tumbang di beberapa wilayah membuat akses jalan tertutup sementara di tempat lain ada yang menimpa bangunan rumah, sekolah, masjid, kandang ternak, jaringan listrik, mobil, hingga sepeda motor. Selain itu, ada bangunan joglo, los mbako, dan baliho yang roboh.

Angin kencang juga mengakibatkan atap rumah terbawa angin dan rumpun bambu longsor menutup aliran sungai. Tingkat kerusakan bervariasi mulai dari rusak ringan, sedang, hingga berat.

Empat orang yang terluka terdiri atas satu orang tertimpa pohon di Kecamatan Wonosari, dua orang tertimpa asbes saat memancing di kolam ikan wilayah Kecamatan Wedi, serta satu sukarelawan terluka saat proses penanganan dampak angin kencang di Kecamatan Jogonalan, Klaten.

Satu orang yang tertimpa pohon di Kecamatan Wonosari mengalami luka dengan kategori sedang. Sementara tiga orang lainnya mengalami luka kategori ringan.

Hingga Kamis (4/1/2024), Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Klaten bersama sukarelawan masih terus melakukan penanganan dan asesmen kerusakan hingga pemotongan pohon yang mengancam guna mengurangi risiko bencana.

“Untuk penanganan dampak kemarin mayoritas di kecamatan sudah ditangani semua. Tadi pagi kami berkoordinasi dengan semua camat untuk validasi penyesuaian data kerusakan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Syahruna, saat ditemui wartawan di Pemkab Klaten, Kamis.

Terkait antisipasi kerawanan bencana hidrometeorologi, Syahruna mengatakan sebelumnya Sekda Klaten sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk pengurangan risiko bencana. Upaya yang bisa dilakukan yakni pemangkasan pohon yang tinggi dan membahayakan, memperkuat rangka baliho yang kondisinya sudah aus.

Selain itu juga menjaga kebersihan lingkungan terutama saluran air agar tak berpotensi menimbulkan banjir. “Puncak musim hujan diperkiran terjadi pada Februari 2024,” kata Syahruna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya