Indah Septiyaning Wardani / Kaled Hasby Ashshidiqy | SOLOPOS.com
Solopos.com, KARANGANYAR — Lega dan plong. Itulah yang dirasakan pasang suami istri (pasutri) asal Nangsri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Wagiyo, 63 dan Sukarni, 57. Pada Pemilu 2024 lalu mereka sama-sama mencalonkan diri sebagai anggota DPRD dari Partai Gerindra.
Bedanya, Wagiyo menjadi caleg DPRD Jateng, sementara Sukarni caleg DPRD Karanganyar. Persamaannya, keduanya sama-sama diprediksi lolos ke parlemen.
“Alhamdulillah plong sekarang. Kemarin sempat stres,” kata pasutri ini saat dijumpai di kediamannya pada Selasa (20/2/2024).
Mereka menilai pertarungan Pemilu 2024 ini cukup berat. Wagiyo didapuk sebagai caleg DPRD Provinsi dari Dapil Jawa Tengah IV meliputi Karanganyar, Sragen, dan Wonogiri. Dia merupakan pendatang baru di konstestasi politik Pileg DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Mereka menilai pertarungan Pemilu 2024 ini cukup berat. Wagiyo didapuk sebagai caleg DPRD Provinsi dari Dapil Jawa Tengah IV meliputi Karanganyar, Sragen, dan Wonogiri. Dia merupakan pendatang baru di konstestasi politik Pileg DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Sebelumnya dia adalah anggota DPRD Karanganyar dua periode sejak 2014-2024. Saat itu, ia melenggang ke kursi DPRD Karanganyar melalui Dapil IV Karanganyar, meliputi wilayah Jaten, Kebakkramat, dan Tasikmadu.
Sebelum di Partai Gerindra, Wagiyo merupakan anggota DPRD Karanganyar pengganti antar waktu (PAW) dari Partai Golkar, menggantikan Bandrio untuk periode 2009-2014. Kala itu Wagiyo hanya menjabat anggota Dewan selama sembilan bulan.
Pengalamannya di dunia politik ini menjadi bekal penting Wagiyo maju jadi caleg DPRD Provinsi Jawa Tengah. “Enggak mudah dan berat. Saya itu sudah los dan pasrah maju ke provinsi. Pasang atribut kampanye saja bisa dihitung,” kata Wagiyo.
Entah mengapa Wagiyo bisa mendapatkan perolehan suara yang cukup fantastis. Dia meraup 125.000 suara di Dapil Jawa Tengah IV. Perolehan ini melebihi targetnya yang hanya 50.000 suara saja. “Tangan Tuhan yang bekerja sampai saya kok bisa dapat suara segitu,” kata developer ini.
Begitu juga sang istri yang mampu bertarung di Dapil IV Karanganyar, notabene disebut dapil neraka. Di dapil itu, Sukarni harus bertarung dengan petinggi partai politik (Parpol) seperti Ketua DPC PDIP Bagus Selo dan Ketua DPD II Partai Golkar Ilyas Akbar Almadani. Selain itu ada pula para caleg-caleg incumbent di antaranya Tony Hatmoko dari PKB, A.W. Mulyadi dari Partai Golkar, Eny Candrawati dari PDIP, Supriyanto dari Partai Demokrat, dan Siti Komsyah dari Partai Golkar.
Sukarni mampu meraup 7.000 suara didDapil tersebut sehingga besar kemungkinan lolos ke parlemen. “Di Dapil Karanganyar IV ini perolehan suara saya urutan ke enam dari caleg terpilih lainnya,” katanya.
Sukarni hanya mengandalkan basis massanya dulu saat menjadi Kepala Desa (Kades) Nangsri periode 2011-2017. Di pemilihan kepala desa (kades) 2019 lalu, dia kalah dan kini maju sebagai caleg DPRD Kabupaten menggantikan posisi sang suami yang nyaleg ke DPRD Provinsi Jawa Tengah.
“Saya dan suami kampanyenya satu paket. DPRD kabupatennya saya, provinsi pak Wagiyo, DPR Pak Sriyanto dan Pilpresnya tentu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka,” kata dia.
Dia tak menyangka bisa lolos ke kursi parlemen. Dia akan berusaha semaksimal mungkin menjalankan program kerja sebagai wakil rakyat. Dia mengaku akan memperjuangkan hak-hak rakyat dan menyelesaikan berbagai persoalan.