SOLOPOS.COM - Anggota PSC 119 Sukowati Sragen, Reza (kiri), berbincang dengan Mbah Lagiman, korban longsor yang selamat, di kediamannya, Dukuh Secang Rt 022, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Minggu (3/3/2024) malam. (Istimewa/PSC 119 Sukowati)

Solopos.com, SRAGEN — Musibah tanah longsor di Dukuh Secang RT 022, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen, menjadi duka mendalam puluhan warga satu RT di sana. Mereka kehilangan tiga tetangga mereka yang masih satu keluarga yang tertimbun material longsoran tanah bukit setinggi 35 meter.

Lagiman, 66, salah satu penghuni rumah yang selamat dari musibah longsor itu tak bisa berbuat banyak saat istri, anak, dan cucu pertamanya tertimbun tanah dan puing-puing rumah. Kakek-kakek itu menjadi saksi atas kepergian istri tercintanya, Sutarmi, 63; anak laki-lakinya, Darmadi, 39; dan cucu perempuannya, Nasa, 6.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ia tak kuasa melihat sosok mereka yang membujur kaku saat dibawa pulang tim search and rescue (SAR) ke rumah istrinya yang berjarak hanya 50 meter dari rumahnya yang tertimpa longsor.

Saat jenazah mereka diberangkat ke tempat permakaman umum dukuh setempat, Lagiman memilih duduk di ruang tengah karena tak kuasa menatap keluarganya yang sudah tiada.

Istrinya, Sutarmi, ditemukan lebih awal pada Minggu (3/3/2024) sekitar pukul 20.00 WIB. Sedangkan anak dan cucunya baru ditemukan pada Senin (4/3/2024) sekitar pukul 10.34 WIB. “Rasanya sudah lega. Mereka sudah ditemukan semua,” ujarnya didampingi adik iparnya.

Lagiman berkisah saat terjadi longsor dirinya berada di ruang tengah. Sementara istrinya tidur di kamar. Saat itu cucunya, Nasa, minta ayahnya mengantar ke kamar mandi. “Saat itulah terdengar suara kresek-kresek blek yang cukup keras. Saya melihat bangunan belakang sudah runtuh dan tertutup tanah,” ujarnya.

Lagiman keluar untuk melihat belakang rumah di dekat jurang. Tiba-tiba ada tetangga datang dan menarik tangan saya. Sebelumnya, Lagiman tak melihat ada tanda-tanda longsor. Ia juga tidak mendapat firasat apa pun tentang bencana alam itu.

Ia tak ingat kata-kata Sutarmi, istrinya, sebelum tidur. Ia hanya ingat kalau istrinya kecapaian setelah mejemur jagung di siang harinya.

“Mbah putri di kamar. Saat hendak keluar kamar tiba-tiba kejatuhan tembok rumah. Saat ditemukan posisinya membungkuk. Ini kejadian pertama dan saya harap kejadian terakhir. Cukup saya saja yang mengalami, jangan sampai terulang lagi,” kata Lagiman.

Nasa merupakan cucu pertama Lagiman. Ibunya Nasa bekerja di di Taiwan menjadi tenaga kerja wanita (TKW).

Kapolres Sragen, AKBP Jamal Alam, menyerahkan santunan kepada keluarga Lagiman untuk sekadar meringankan laranya. Sementara rombongan Bupati Sragen menyerahkan bantuan untuk kebutuhan logistik bagi para pengungsi dan tim SAR gabungan.

Kapolres melalui Kapolsek Sambirejo, AKP Santoso, mengungkapkan Darmadi dan Nasa ditemukan tertimbun di kamar mandi. Jenazah tiga korban dimakamkan di permakaman umum yang sama. Warga menggali liang yang cukup luas dan di dalam liang itu terdapat tiga lubang persegi untuk jenazah tiga orang itu.

“Korban pertama sudah dimakamkan sekitar pukul 10.00 WIB dan jenazah ayah dan anak menyusul pada pukul 11.30 WIB,” ujarnya.

Dia meminta warga yang tinggal di dekat bukit supaya berhati-hati saat hujan deras karena rawan longsor. Di Sambirejo terdapat beberapa desa yang rawan longsor, di antaranya Jetis, Musuk, Sukorejo, dan Jambeyan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya