SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan Gedung Pusat Batik Sukowati Sragen yang menempati lahan eks Pasar Nglangon Sragen, Senin (11/12/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pemkab Sragen akan memiliki gedung yang menjadi sentra display kerajinan batik produksi Bumi Sukowati. Pembangunan Gedung Pusat Batik Sukowati Sragen sudah rampung dan rencananya diresmikan pada pekan ini, tepatnya Jumat (15/12/2023).

Muncul pertanyaan di benak publik, apakah gedung tiga lantai ini benar-benar mampu menjadi sarana yang efektif untuk mendorong pengembangan kerajinan batik di Sragen?

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, mengatakan Pusat Batik Sukowati itu akan menampung dan mempromosikan produk-produk dari semua industri kecil menengah [IKM] batik di Kabupaten Sragen.

Untuk mendukung itu, gedung senilai Rp15,5 miliar itu dilengkapi dengan fasilitas berupa galeri promosi, ruang produksi berupa ruang celup batik tulis, ruang desain, ruang pertemua, dan musala.

Pusat Batik Sukowati akan dikelola UPTD Perindustrian yang menaungi sejumlah industri di Sragen, termasuk di Factory Sharing yang ada di Kecamatan Gemolong.

Jauh hari sebelum Gedung Pusat Batik Sukowati rampung dibangun, muncul sejumlah pro kontra di kalangan pengusaha batik.

Pemilik usaha Batik Windasari Kliwonan, Kecamatan Masaran, Sragen, Wiwin Muji Lestari, dalam wawancara pada 23 Maret 2023 lalu meminta Pemkab meninjau ulang rencana pembangunan Pusat Batik Sukowati di lahan eks Pasar Nglangon. Lokasi tersebut dinilai kurang prospektif untuk dijadikan sentra penjualan batik dan dikhawatirkan akan mangkrak.

Pemkab disarankan membangun Pusat Batik Sukowati Sragen di kampung batik, seperti di Kliwonan dan Pilang di Kecamatan Masaran atau di Pungsari di Kecamatan Plupuh.

Ia menyampaikan prospek ekonomi di Nglangon itu berbeda. Dia punya pengalaman saat membuka kios batik di Waduk Melati, Jakarta, beberapa tahun lalu. Dia ingat saat itu buka kios batik di sana gratis dan difasilitasi Dinas Perdagangan setempat. Gedung dibuatkan dan pelaku usaha batik seluruh Indonesia diberi ruang di sana, tetapi akhirnya tidak berkembang.

“Sekarang gedung berlantai 10 itu tidak berfungsi. Jadi lokasi membangun Pusat Batik Sukowati  di eks Pasar Nglangon itu perlu dipertimbangkan. Kalau bisa diletakkan di Kampung Batik Kliwonan, Pilang, atau di Plupuh. Kalau di Nglangon,  prospeknya kurang dan dikhawatirkan mangkrak. Pasar kalau tidak ada pengunjungnya lama-lama pedagangnya ya mretheli,” jelasnya.

Sementara itu, pendapat berbeda disampaikan pengrajin Batik Pilang, Masaran, Sugiyamto. Ia justru menyambut positif rencana pembangunan Pusat Grosir Batik Sragen di eks Pasar Nglangon. Yang terpenting menurutnya adalah bagaimana pelaku usaha dibantu pemasarannya.

Dia mengatakan segmen yang disasar pelaku usaha di Pusat Grosir Batik Sragen akan berbeda segmen pedagang pasar dan kampung batik.

“Mungkin ada dinas tertentu yang pesan seragam ke pengrajin di Kampung Batik atau di pusat grosir. Kerja sama itu penting untuk menghidupkan dan membantu ekonomi di Kabupaten Sragen,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya