SOLOPOS.COM - Foto Eyang Darpo Warsoyo di Dusun Pulosari, Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar. Foto diambil Jumat (29/9/202). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Setiap daerah memiliki sejarah yang melegenda di masyarakat setempat. Sejarah daerah tersebut sering kali tertuang dalam dongeng yang diwariskan secara turun temurun. Tidak jarang dongeng tersebut dihubungkan dengan mitos tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat.

Salah satunya adalah sejarah mengenai Dusun Pulosari di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sejarah dusun ini  tidak lepas dari cerita seorang tokoh bernama Darpo Warsoyo yang makamnya hingga kini masih terawat di sana.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sekilas, Makam Eyang Darpo Warsoyo tidak jauh berbeda dengan makam pada umumnya. Hanya nisan makam Eyang Darpo Warsoyo terbuat terbuat dari kayu. Berbeda dengan nisan makam lainnya yang terbuat dari batu.

Keturunan Eyang Darpo Warsoyo, Dhina Milatsih, mengatakan simbahnya dikenal sebagai orang sakti yang terkenal pada zaman penjajahan Belanda. Darpo merupakan seorang Demang di era tahun 1850-an. Saat menjabat, Darpo Warsoyo juga dikenal orang terkaya di daerah tersebut. Ia pula dianggap sosok yang dermawan.

Dari cerita yang diwariskan secara turun temurun, Dhina menjelaskan Dusun Pulosari tidak pernah tersentuh tentara Belanda. Tentara Belanda seolah melihat Dusun Pulosari seperti segara atau laut karena kesaktian Eyang Darpo Warsoyo.

“Jadi Dusun kanan kirinya dijajah tentara Belanda, Dusun Pulosari sama sekali tidak tersentuh penjajahan tentara Belanda,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (29/9/2023).

Pandangan mata tentara Belanda saat itu tak melihat warga pribumi beraktivitas di Dusun Pulosari. Cerita soal kesaktian Eyang Darpo Warsoyo ini pun berkembang di masyarakat setempat. Hingga kini masyarakat setempat masih mempercayai cerita tersebut.

“Makam Eyang Darpo Warsoyo masih terawat sampai sekarang. Nisan kayu juga masih terawat. Eyang Darpo Warsoyo meninggal tahun 1950 di usia 100 tahun lebih,” kata Dhina.

Kades Pulosari, Sutino, mengatakan wilayahnya memiliki sejumlah cerita yang turun temurun melekat di tengah warga. Tidak hanya kisah soal Eyang Darpo Warsoyo yang melekat di sana, banyak juga cerita lain. Cerita itu menyangkut benda cagar budaya yang ditemukan di wilayah Desa Pulosari.

Benda bersejarah ditemukan di antaranya Yoni yang diduga merupakan peninggalan zaman Majapahit. Hal ini terlihat dari struktur dan artefak yang serupa peninggalan zaman Kerajaan Majapahit pada umumnya. Pada penemuan awal, artefak di makam hanya dibiarkan tergeletak selama belasan tahun.

“Selama ini memang banyak ditemukan benda-benda. Namun masyarakat tidak tahu ternyata itu benda cagar budaya,” kata dia.

Dia telah meminta warga untuk melaporkan jika menemukan benda diduga cagar budaya ke pemerintah desa. Pemdes akan menindaklanjutinya ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Benda diduga cagar budaya yang ditemukan selanjutnya akan dilakukan penelitian untuk mencari cerita sejarahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya