SOLOPOS.COM - Ketua Pengarah Acara Gebyar Santri Insan Cendekia Boarding School Boyolali, Badrus Zaman, mengalungkan medali wisuda kepada siswa di lokasi pondok pesantren setempat, Minggu (12/11/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Mengukuhkan diri sebagai Sekolah Tahfizul Al-Qur’an dengan Asrama Khusus Putri, Insan Cendekia Boarding School Boyolali memiliki cara sendiri agar siswanya bisa menghafalkan ayat-ayat dalam kitab suci agama Islam tersebut.

Santri di ponpes tersebut baru terdiri dari siswa kelas VII dan VIII SMPTQ Insan Cendekia Boyolali. Kepala SMPTQ Insan Cendekia Boyolali, Badrus Zaman, mengatakan baru ada 14 santri di kelas VII dan 15 santri di kelas VIII.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Pentingnya siswa bisa tahfiz Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber, selain dari hadis. Pada dasarnya juga dulunya Al-Qur’an itu dihafalkan, walaupun intinya tidak dihafal. Ketika menghafal Al-Qur’an kita bisa setiap hari berinteraksi, berkomunikasi, dengan Al-Qur’an,” jelas Badrus saat berbincang dengan Solopos.com di sekolah setempat, Minggu (12/11/2023).

Lebih lanjut, ia menjelaskan Insan Cendekia Boarding School Boyolali memiliki metode tersendiri agar siswanya mudah menghafal Al-Qur’an. Pertama guru membacakan lalu diikuti santri. Kemudian, bagi yang sudah bisa membaca Al-Qur’an diminta menghafalkan sendiri dengan cara mengulang-ulang membaca.

Badrus mengungkapkan para santri minimal harus membaca 20 kali bacaan Al-Qur’an yang ingin dihafalkan. Setelah itu, para santri akan menyetorkan ke guru mengaji.

Setoran hafalan Al-Qur’an pun, terang Badrus, tidak ditarget harus satu halaman atau berapa ayat, akan tetapi dipilih sendiri oleh santri sesuai kemampuannya. Pada pagi hari, para santri akan menentukan ayat-ayat yang dihafalkan lalu pada sore hari setor hafalan ke guru mengaji.

“Harapannya minimal 20 itu agar para santri bisa benar-benar hafal sampai di luar kepala,” kata dia. Lebih lanjut, untuk santri yang masuk asrama rata-rata sudah hafal dua juz terakhir Al-Qur’an. Ada pula yang sudah hafal lebih dari delapan juz.

Tantangan Menjaga Hafalan Al-Qur’an

Badrus berharap santri-santrinya terus menjaga hafalan Al-Quran. Menurutnya, menjaga hafalan Al-Qur’an termasuk susah. “Kalau hafalan itu bisa cepat, yang susah itu menjaga agar tetap hafal, itu yang berat,” tutur dia.

Sementara itu, siswa SDIT Insan Cendekia Boyolali juga diajari menjadi tahfiz Al-Qur’an. Mereka juga melakukan setoran hafalan Al-Qur’an baik kepada guru atau orang tua murid.

Salah satunya yaitu siswa kelas VI, Jehan Aliya Saqueena. Ia mengungkapkan telah menghafal 1,5 juz Al-Qur’an terdiri dari juz ke-30 dan sebagian 29. Ia mengaku berminat untuk menghafalkan Al-Qur’an agar bisa masuk surga dan mendapatkan syafaat dari Rasulullah.

“Di sela-sela belajar di SDIT, saya juga berusaha untuk tetap menghafalkan Al-Qur’an dengan menyetel murottal dan menghafal sedikit demi sedikit ,” jelas siswa kelas VI tersebut.

Jehan mengaku ia telah belajar menghafal Al-Qur’an sejak TK. Setiap hari, ia menyetorkan hafalan Al-Qur’an kepada gurunya di sekolah dan orang tua di rumah.

Menurutnya, kesulitan terbesarnya saat menghafal Al-Qur’an yakni tajwid yang mesti dilafalkan dengan benar sehingga pengucapan saat menghafal Al-Qur’an juga benar. Setoran kerap harus diulang berkal-kali karena ada kesalahan tajwid.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya