SOLOPOS.COM - Petugas KPPS TPS 008 Dukuh Rejoso, Desa Tanduk, Kecamatan Ampel, Boyolali, yang mengenakan seragam SD, SMP, SMA, melayani pemilih menyalurkan hak suaranya, Rabu (14/2/2024). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Hari pemungutan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Rabu, (14/2/2024), disambut dengan cara cukup unik oleh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 008 Dukuh Rejoso, Desa Tanduk, Kecamatan Ampel, Boyolali.

Mereka mengenakan seragam SD, SMP, dan SMA demi menghibur sekaligus menarik para pemilih agar berdatangan ke TPS. Seperti diketahui, masyarakat hari itu memilih Presiden-Wakil Presiden, anggota DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satu pemilih yang mencoblos di TPS 008 Dukuh Rejoso, Sunarno, mengaku kaget melihat para petugas KPPS yang memakai seragam sekolah. Ia juga menilai para petugas KPPS yang kesehariannya memakai baju biasa terlihat masih pantas menggunakan baju SD-SMA karena masih muda.

“Wah, ini sangat unik ini. Dengan adik-adik KPPS memakai seragam sekolah begini jadi segar. Kok juga pakai seragam masih pantas ya, Mas Wahid juga pantas,” kata dia sambil tertawa saat diwawancarai Solopos.com seusai mencoblos, Rabu.

Ia berharap dengan adanya petugas penyelenggara Pemilu yang memakai seragam sekolah tersebut membawa tawa dan kebahagiaan bagi pemilih. “Dengan konsep segar ini bisa jadi sesuai dengan keinginan masyarakat yang ingin politik riang dan gembira,” kata dia.

Sementara itu, Ketua KPPS TPS 008 Tanduk, Iwan Setiawan, menjelaskan sebenarnya konsep TPS itu hanya sederhana, yaitu untuk memeriahkan suasana dengan memakai seragam sekolah. Ia mengatakan ide memakai seragam sekolah untuk KPPS disepakati tiga hari sebelum pemungutan suara.

“Kendalanya mencari kostum tentu ada, soalnya ada yang enggak muat. Harus berganti-ganti cari kostum, yang saya pakai saja tidak muat. Namun, ada juga yang masih pantas pakai seragam SMP,” kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan seragam sekolah dipilih untuk menarik minat masyarakat datang ke TPS. Sebelum bertugas, mereka berfoto bersama lalu dibuat cerita di Whatsapp agar dilihat para tetangga yang memilih.

Iwan juga mengatakan tujuan memakai seragam sekolah juga sebagai ajang nostalgia. Iwan mengatakan di TPS 008 Tanduk ada 150 orang yang terdata di daftar pemilih tetap (DPT) dan empat orang di DPT tambahan (DPTb). “Tadi dari orang sekitar pada tertawa melihat kami, kok anak SD jenggotan,” kata dia.

Anggota KPPS 4 di TPS 008 Tanduk, Wahid Prasetiya, menceritakan kesulitannya dalam mencari seragam SMP. Mencari cukup lama, ia akhirnya menemukan seragam SMP dari adiknya yang baru saja lulus.

“Alhamdulillah setelah saya pakai ternyata pas. Pendapat orang-orang katanya masih pantas, padahal umur saya 25 tahun tapi dikatakan masih pantas usia SMP. Ini berasa pilihan OSIS kalau pakai seragam begini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya