SOLOPOS.COM - Ilustrasi keramba ikan WKO Boyolali. (Dok Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Perairan Waduk Kedungombo atau WKO wilayah Kemusu, Boyolali, dipastikan aman dari fenomena upwelling atau naiknya air mengandung amonia dari dasar waduk yang mengakibatkan ikan-ikan mati keracunan.

Fenomena itu sebelumnya melanda perairan Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Boyolali, dan membuat petani Karamba Jaring Apung (KJA) merugi ratusan juta rupiah mulai Sabtu (9/3/2024). Upwelling dipicu cuaca yang buruk.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Salah satu petani KJA Waduk Kedungombo (WKO), Dukuh Bulu Serang, Desa Wonoharjo, Parjono, menyampaikan cuaca di wilayahnya beberapa hari ini mendung. Namun, tidak ada upwelling yang membuat ikan mati secara massal.

“WKO aman, semoga ke depan juga tetap aman. Kalau cuaca memang mendung dan hujan,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (13/3/2024).

Ia menjelaskan untuk mengantisipasi upwelling, para petani KJA di WKO, Kemusu, Boyolali, mempersiapkan pompa untuk menggerakkan air di dalam karamba agar membentuk oksigen. Walaupun begitu, ia mengatakan metode tersebut juga tidak efektif.

Lebih lanjut, Jono menjelaskan upwelling terparah di WKO terjadi pada hari terakhir 2022. Waktu itu, upwelling membuat ratusan ton ikan milik petani KJA Waduk Kedung Ombo mati dengan kerugian miliaran rupiah.

Untuk mengantisipasi kerugian yang sama, petani segera menjual ikan-ikan yang sudah siap panen. “Sekarang harga nila Rp30.000 per kilogram, patin Rp20.000 per kilogram, lele di sini jarang, ada ikan emas Rp27.000 per kilogram,” kata dia.

Parjono memperkirakan harga ikan nila untuk Lebaran bakal naik. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, harga ikan saat Lebaran bisa mencapai Rp33.000 per kilogram. Namun, tak menutup kemungkinan harga bakal naik lebih tinggi mengingat orang yang biasanya mencari ikan nila di Waduk Cengklik akan mencari sampai ke WKO.

Cuaca Buruk Jadi Pemicu

Kepala Desa Wonoharjo, Kemusu, Boyolali, Sulistiyah, membenarkan kondisi perairan di Waduk Kedung Ombo atau WKO aman dari fenomena upwelling. Ia mengatakan Wonoharjo juga sudah mengalami musim hujan akan tetapi tidak ekstrem.

“Upwelling itu cuaca ya, tidak ada panas jadi air dingin, dan kejadiannya tidak bisa diprediksi,” kata dia.

Sementara itu, Kabid Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Nurul Nugroho, menyampaikan cuaca buruk biasanya terjadi di tingkat lokal. Sehingga upwelling yang terjadi di Waduk Cengklik tidak selalu terjadi di tempat lain pada waktu yang sama.

Hal tersebut juga terjadi saat WKO mengalami upwelling besar-besaran pada akhir 2022. “Jadi upwelling terjadi saat mendung, tidak ada angin, ada perbedaan suhu antara massa air di permukaan dan di dasar waduk. Nah, dari perbedaan suhu ada upwelling, naiknya massa air dari bawah ke atas dan membawa sisa makanan ikan yang beracun,” kata dia.

Nurul mengatakan upwelling diprediksi terjadi saat memasuki musim penghujan, sehingga apa yang terjadi di Waduk Cengklik di luar prediksi. Ia menegaskan upwelling yang menyebabkan kematian ikan terjadi karena akumulasi sisa pakan. Disnakkan pun meminta petani KJA untuk mengurangi jumlah karamba.

“Kalau kami hitung memang di Waduk Cengklik sudah overload. Standarnya kan 400-500 karamba, yang ada sekarang sekitar 700 karamba,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya