SOLOPOS.COM - Orang tua TKI asal Sragen, Suradi, dan istrinya, Ari Arofah, di ruang tamu rumahnya di Dukuh Hargomulyo, Desa Gesi, Kecamatan Gesi, Sragen, Sabtu (8/6/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Dukuh Hargomulyo RT 023, Desa Gesi, Kecamatan Gesi, Sragen, Ardhi Sukowati Lubis, 22, mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit di Jepang. Orang tua Ardhi di Sragen berharap putra sulungnya tersebut segera pulang dalam keadaan sehat.

Ardhi merupakan putra sulung dari empat bersaudara dari pasangan Suradi, 57, dan Ari Arofah, 47. Ayahnya, Suradi, saat berbincang dengan wartawan di kediamannya, Sabtu (8/6/2024), berkisah awalnya Ardhi memiliki keinginan untuk mengadu nasib ke Jepang. Dia bercerita untuk mencapai keinginannya, Ardhi berlajar Bahasa Jepang di LPK Kirana. Saat itu pihak LPK Kirana juga berkunjung ke rumah Suradi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Setelah dari LPK Kirana kemudian berangkat ke Jepang lewat lembaga di Depok. Akhirnya pada 20 Desember 2023, Ardhi berangkat ke Jepang. Ardhi bekerja di bidang pengolahan makanan dan masuknya lima hari kerja. Ardhi mulai masuk kerja pada 25 Desember 2023. Selama bekerja di Jepang, Ardhi juga masih ambil kuliah di Universitas Terbuka pada program studi Sastra Inggris,” jelas Suradi.

Suradi menilai semangat anaknya luar biasa. Pada 23 April 2024, Suradi menerangkan Ardhi sedang mengerjakan tugas kuliah bersama temannya. Saat itu, terang dia, temannya mendapat telepon dari keluarga di Indonesia. “Ardhi saat itu istirahat dengan bersandarkan kursi. Temannya datang setelah selesai menerima telepon. Saat itulah, teman Ardhi melihat Ardhi seperti orang koma di kursi. Ardhi langsung dibawa ke rumah sakit dan langsung masuk ICU [intensive care unit] hingga 7 Mei 2024 baru keluar dari ICU,” jelas Suradi.

Suradi mengatakan RS di Jepang itu sebenarnya hanya untuk pengobatan sehingga pihak RS meminta TKI asal Sragen itu dipindahkan ke tempat rehabilitasi. Kalau di Indonesia mungkin rawat jalan. “Sakitnya apa belum tahu. Sakitnya itu seperti mendadak. Sebelum sakit itu, pukul 09.00 WIB masih telepon dengan saya. Kemudian pukul 12.00 WIB masih telepon dengan adiknya. Selama di rumah tidak ada keluhan. Hasil medical check up di Jepang juga bagus hasilnya. Dari pihak perusahaan tempat Ardhi bekerja juga heran,” katanya.

Suradi mengatakan Ardhi tidak merokok dan pernah bilang kalau mau ke Jepang kondisi tubuh harus benar-benar sehat karena suhunya ekstrem, kalau panas maka panas sekali kalau dingin juga dingin sekali. “Harapan saya, Ardhi bisa sembuh dan segera pulang. Kami di rumah hanya bisa berdoa dan berdoa untuk kesembuhan Ardhi. Saya mendapatkan perkembangan Ardhi dari teman sepengajian yang juga TKI di Jepang atau dari pihak perusahaan,” jelasnya.

Suradi mengatakan Ardhi pandai berbahasa Jepang dan sudah memiliki sertifikasi N-4. Oleh pihak perusahaan, jelas dia, sebenarnya meminta untuk meneruskan untuk mendapat sertifikasi N-3 tetapi Ardhi memilih melanjutkan kuliahnya. “Ardhi ke Jepang itu untuk mengubah nasib adik-adiknya. Kondisi keluarga juga pas-pasan. Saya bekerja sebagai tukang pijat dan ibunya bekerja di konveksi. Kami sebagai orang tua, berharap Ardhi segera sembuh dan pulang ke Indonesia,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya