Soloraya
Rabu, 28 Februari 2024 - 14:53 WIB

Total 44 Hektare Sawah di Sawit Boyolali Diserang Tikus, Terparah di Gombang

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu petani di Dukuh/Desa Gombang, Kecamatan Sawit, Boyolali, menunjukkan tanaman padi yang rusak karena batangnya dikerati tikus, Rabu (28/2/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Puluhan hektare sawah yang ditanami padi di Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, diserang hama tikus hingga membuat para petani tak bisa panen maksimal dan rugi puluhan juta rupiah.

Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sawit, Sugimin, mencatat total ada 44 hektare sawah yang diserang hama tikus dengan kerusakan ringan hingga berat atau antara 13%-78% kerusakan.

Advertisement

Ia menyebut serangan hama tikus di lahan persawahan Kecamatan Sawit itu tersebar di lima desa yaitu Gombang, Kateguhan, Bendosari, Jatirejo, dan Manjung. Dari lima desa itu, serangan paling parah terjadi di Desa Gombang dengan luas tanaman padi yang rusak mencapai 11 hektare dan intensitas kerusakan 13%-76%.

Selain itu luas lahan yang waspada kerusakan akibat hama tikus di desa itu ada 31 hektare. Selanjutnya di Desa Kateguhan, Sawit, Boyolali, sawah yang rusak diserang tikus ada 10 hektare dengan intensitas kerusakan 19%-73% serta luas waspada 33 hektare.

Advertisement

Selain itu luas lahan yang waspada kerusakan akibat hama tikus di desa itu ada 31 hektare. Selanjutnya di Desa Kateguhan, Sawit, Boyolali, sawah yang rusak diserang tikus ada 10 hektare dengan intensitas kerusakan 19%-73% serta luas waspada 33 hektare.

Di Desa Bendosari, hama tikus menyerang dan merusak 4 hektare tanaman padi dengan intensitas kerusakan 17%-28% dan luas waspada hama tikus 28 hektare. Kemudian di Desa Jatirejo ada 10 hektare lahan sawah yang diserang dengan intensitas kerusakan 23%-78% dan luas waspada 42 hektare.

Terakhir di Desa Manjung, luas lahan tanaman padi yang diserang ada 9 hektare dengan intensitas rusak 23%-78% dan luas waspada 39 hektare. Sugimin menjelaskan kerugian akibat serangan tikus antara Rp700.000-Rp7 juta per patok (0,25 hektare) atau Rp2,8 juta-Rp28 juta per hektare.

Advertisement

Ia menjelaskan BPP Sawit, Boyolali, telah mengantisipasi sejak awal adanya serangan hama tikus di sawah dengan mengumpulkan para petani dan sudah dikendalikan dengan umpan, basmikus, dan rodentisida Namun, hingga saat ini serangan tikus belum terkendali bahkan meluas.

Sugimin mengatakan pada Jumat (1/3/2024), petani di dua desa yaitu Gombang dan Manjung akan bergerak bersama untuk memberantas hama tikus. BPP Sawit juga akan membantu dengan basmikus dan umpan plerat.

Serangan Makin Ganas saat Malam

“Padi-padi yang rusak di atas 75%-80% kami ajukan klaim asuransi. Sudah kami ajukan yang anggarannya dari APBD dan APBN seluas 400 hektare. Ini yang masuk kelompok tani kena kerusakan coba kami klaimkan untuk bisa dapat asuransi,” kata dia.

Advertisement

Ia mengatakan klaim asuransi untuk satu hektare tanaman yang rusak senilai Rp6 juta. Jika rata-rata satu patok sekitar 2.250-2.500 meter persegi maka mendapatkan sekitar Rp1,5 juta. Uang dari asuransi tersebut diharapkan bisa membantu petani untuk mengolah sawah kembali.

Sebelumnya, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Yosotani Gombang, Sawit, Boyolali, Gunawan, menyampaikan total ada 3,5 hektare tanaman padi di sawah milik anggota kelompoknya yang diserang hama tikus. Tanaman padi yang diserang rata-rata usia 30-60 hari dan sudah mengeluarkan bulir. Serangan semakin saat malam dan hujan.

“Semua tanaman padi diserang, dampaknya untuk sawah yang diserang itu kerugiannya hampir 100%. Serangannya itu dia merusak batang padi, dipatahkan, terus sudah tidak bisa panen,” kata dia saat ditemui Solopos.com di area persawahan Dukuh Gombang, Rabu.

Advertisement

Ia mengatakan akibat serangan hama tikus itu petani rugi hingga puluhan juta rupiah. Ia mencontohkan jika bisa panen maksimal petani seharusnya bisa mendapatkan penghasila Rp8 juta-Rp10 juta per patok atau Rp30 juta-Rp35 juta per hektare.

Karena serangan tikus itu, petani tidak mendapatkan hasil serta rugi lahan, tenaga, dan pemupukan. Ia mengatakan sudah mengajukan klaim asuransi ke Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali untuk mengganti kerugian petani. Menurutnya, lahan yang gagal panen lebih dari 80% akan mendapatkan ganti Rp6 juta per hektare untuk ganti pupuk dan olah lahan.

“Kami sudah ajukan, tinggal menunggu persetujuan. Kami berharap usaha yang kami lakukan bisa mengusir tikus dan kerusakan tidak meluas,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif