SOLOPOS.COM - Ucapan duka cita dari KPU Boyolali untuk petugas Linmas TPS 015 Guli, Nogosari, Boyolali, Muhammad Sholeh, 47, yang meninggal dunia diduga kelelahan seusai bertugas, Selasa (20/2/2024) malam. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang petugas Linmas atau ketertiban (Gastib) asal Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, meninggal dunia pada Selasa (20/2/2024) malam. Ia diduga petugas tersebut kelelahan dan sakit seusai bertugas pada hari pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024, Rabu (14/2/2024).

Petugas tersebut bernama Muhammad Sholeh, 47, warga Dukuh Guli Lor, Desa Guli, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali. Koordinator Linmas Sekretariat PPS Guli, Suryanto, membenarkan kabar tersebut. Ia menjelaskan tidak ada keluhan sakit saat Sholeh bertugas.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia menjelaskan Sholeh bertugas di TPS 015 Desa Guli. “Terus habis pemilihan kemarin nyebut capai dan masuk angin, tapi diperiksakan enggak mau, enggak bekerja, di rumah saja,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Rabu (21/2/2024).

Kemudian, pada Selasa malam sekitar pukul 21.00 WIB, Sholeh minta dikerokin sang istri dan sekitar pukul 22.00 WIB pamit tidur. Setengah jam kemudian atau sekitar pukul 22.30 WIB, sang istri mencoba memanggil Sholeh namun tidak ada respons.

“Habis mengorok terus dibangunkan istrinya sudah tidak bisa. Kemungkinan karena kelelahan,” kata dia. Suryanto menjelaskan sehari-sehari Sholeh bekerja sebagai buruh serabutan. Ia meninggalkan ibu, seorang istri, dan tiga orang anak.

Meninggalnya petugas Linmas yang bertugas di TPS saat Pemilu 2024 di Boyolali itu juga mengejutkan banyak pihak. Ia menjelaskan Sholeh tidak memiliki riwayat sakit. Hanya mengeluh kecapaian dan masuk angin. “’Halah paling masuk angin biasa, mung kekeselen [hanya kecapaian]’,” kata Suryanto menirukan perkataan Sholeh saat terlihat sakit.

Ditanggung BPJS Ketenagakerjaan

Menurut Suryanto, mendiang Sholeh telah dimakamkan di permakaman setempat pada Rabu pukul 10.00 WIB. Sementara itu, Koordinator Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat (Parmas) dan SDM KPU Boyolali, Nyuwardi, juga membenarkan ada satu petugas Linmas di Guli, Nogosari, yang meninggal dunia.

“Petugas Gastib juga dikaver BPJS Ketenagakerjaan, ahli waris akan mendapatkan santunan kematian [senilai Rp42 juta],” kata dia. Sebelumnya, KPU Boyolali mendata ada dua petugas KPPS dan satu Pengawas TPS yang meninggal dunia di Boyolali.

Anggota KPPS yang meninggal dunia yakni Ketua KPPS TPS 007 Salakan, Teras, Didik Wahyudi, yang meninggal pada Sabtu (17/2/2024), dan anggota KPPS TPS 006 Gubug, Cepogo, Giyanti, yang meninggal dunia pada Senin (19/2/2024).

Keduanya meninggal dunia diduga akibat kelelahan. Kemudian satu orang pengawas TPS yang meninggal dunia asal Nogosari, Pinang Yohanda Restu Mahendra. Jaminan kematian yang diberikan ke masing-masing keluarga senilai Rp42 juta.

Ketua KPU Boyolali, Maya Yudayanti, saat ditemui wartawan di rumah duka anggota KPPS TPS 006 Gubug, Cepogo, Boyolali, Giyanti, Selasa, menyatakan akan mengevaluasi beban kerja para petugas pemungutan dan penghitungan surat suara.

“Tentu ini akan menjadi bahan evaluasi bagi KPU Boyolali dan bagi KPU RI terkait beban kerja anggota KPPS,” kata Maya. Ia menjelaskan para petugas itu sakit dan meninggal karena kelelahan.

Ia mencontohkan petugas KPPS yang meninggal atas nama Giyanti, sudah mengeluhkan sakit saat menjalankan tugas lalu dirawat di rumah sakit. Para komisioner KPU Boyolali juga sempat membesuk anggota KPPS itu di rumah sakit pada Senin (19/2/2024) sore. Namun, Giyanti tak bertahan dan meninggal pada Senin malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya