SOLOPOS.COM - Pegawai Disnaker Sragen (kiri) bertemu dengan orang tua TKI yang sakit di Jepang yang tinggal di wilayah Desa Gesi, Kecamatan Gesi, Sragen, Sabtu (8/6/2024). (Istimewa/Agus Winarno)

Solopos.com, SRAGEN-Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sragen turun tangan dalam kasus tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Gesi, Sragen, yang sakit dan perawatan di rumah sakit (RS) di Jepang. Kasus TKI sakit di luar negeri itu merupakan kasus kali ketiga yang menimpa TKI asal Sragen.

Kepala Disnaker Sragen Agus Winarno kepada Solopos.com, Senin (10/6/2024), mengatakan sudah mengutus pegawai Disnaker Sragen untuk berkunjung ke kediaman orang tua TKI di Jepang, Ardhi Sukowati Lubis, 22, di Dukuh Hargomulyo, Desa Gesi, Kecamatan Gesi, Sragen, pada Sabtu (8/6/2024) lalu. Dia mengatakan Disnaker sudah menemui orang tua TKI. Setelah itu, Agus mengatakan Disnaker kemudian berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Tengah dan BP3MI pusat.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami masih menunggu berita penanganan dari Jepang lewat KBRI [Kedutaan Besar RI]. Kasus serupa juga pernah terjadi di Sragen,” jelas Agus, Senin (10/6/2024)

Terkait nasib TKI tersebut, Agus menerangkan Disnaker Sragen menunggu penanganan medis dari RS di Jepang. Dia mengatakan jika kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk bekerja lagi, kata dia, maka ditunggu sampai memungkinkan kondisi aman bagi pasien untuk dipulangkan.

“Jadi TKI itu nanti dipulangkan atau tidak, yang menentukan pemberi kerja atas rekomendasi medis dari pihak RS dan atas sepengetahuan KBRI,” katanya.

Dia mengatakan kasus TKI asal Gesi Sragen itu merupakan kasus ketiga. Dia menyebut tahun 2023 itu ada satu kasus warga Kalijambe yang menjadi TKI di Taiwan. Kemudian pada 2024 ini, jelas dia, ada dua kasus, yakni kasus warga Masaran yang menjadi TKI di Singapura pada dua bulan lalu dan kasusnya TKI asal Gesi tersebut.

“Dulu, yang Kalijambe sakit kanker mulut dan akhirnya dipulangkan. Perawatan lanjutan di Solo. Kemudian yang di Masaran meninggal dunia dirawat di RS Singapura. Karena kondisinya secara medis tidak memungkinkan dipulangkan sehingga dipulangkan dalam keadaan meninggal dunia,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya